Friday, March 6, 2020

Rifan Financindo Berjangka- Minyak Turun Disaat Wall Street Anjlok, OPEC Dahului Rusia Pangkas Produksi


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Penurunan harga minyak tampaknya terus berlanjut, meskipun negara anggota OPEC telah berjanji sekali lagi untuk melakukan pemangkasan produksi tambahan.

Harga minyak mentah turun 2% pada Kamis malam, dan Brent ditutup di bawah $50 per barel, meskipun OPEC kembali melakukan pemangkasan produksi untuk mengurangi kerugian akibat krisis virus covid-19, sejumlah delegasi yang menghadiri pertemuan kebijakan OPEC di Wina dilaporkan menyepakati rencana Arab Saudi untuk memangkas 1,5 juta barel per hari dari produksi global.

Pengurangan terbaru ini merupakan tambahan 50% dari pemangkasan 1,0 juta barel per hari yang sebelumnya telah disepakati OPEC. Angka yang lebih tinggi ini adalah upaya Menteri Energi Saudi Abdulaziz bin Salman untuk mencoba "mengejutkan" pasar menjadi reli sejak ia mulai menjabat pada bulan September.

Namun harga minyak mentah gagal menguat pada hari Kamis karena ada informasi bahwa sekutu utama OPEC - yakni Rusia - belum menandatangani rencana tersebut.

Hal lain yang mendorong penurunan minyak adalah Wall Street, dipicu anjloknya S&P 500 sekitar 3% setelah California, negara bagian AS terbesar kedua, menyatakan darurat penyebaran virus covid-19. Epidemi global sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 11 orang Amerika dan menginfeksi lebih dari 100 lainnya.
 
Minyak Mentah WTI Berjangka, patokan untuk harga minyak mentah AS, naik 93 sen, atau 1,8%, menjadi $45,95 per barel. Sementara Minyak Brent Berjangka, patokan global yang diperdagangkan di London untuk minyak mentah, turun $1,14 atau 2,2% menjadi $50,08.
 
Dampak ekonomi coronavirus akhirnya bisa berdampak pada pasar tenaga kerja AS," kata Ed Moya dari platform perdagangan online OANDA. "Jika bagian terkuat dari ekonomi AS mulai melemah, kekhawatiran resesi akan tumbuh dengan cepat, juga, ini adalah momen penting bagi OPEC karena jika Rusia tidak sepakat dapat mendorong harga minyak ke posisi terendah.

Harga minyak mentah turun sebanyak 16% minggu lalu menyusul hilangnya permintaan ratusan juta barel akibat virus covid-19, dan menjadi minggu terburuk di pasar sejak Oktober 2008, ketika Resesi Hebat dimulai, meskipun sempat ada penguatan minggu ini, WTI tetap turun 24% tahun ini dan Brent turun 23%.

Badan Energi Internasional memperkirakan permintaan minyak tahun ke tahun di seluruh dunia diprediksi turun 435.000 barel per hari dalam kuartal pertama 2020, kontraksi kuartal pertama dalam lebih dari satu dekade - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Thursday, March 5, 2020

Rifan Financindo - Rupiah Tekan Dolar AS ke Rp 14.058 Usai The Fed Pangkas Bunga




RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan 0,5% ke 1-1,25%. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi menghadapi wabah corona yang terjadi di sejumlah negara, dolar AS tercatat Rp 14.058 menguat dibandingkan hari sebelumnya. Rupiah perkasa terhadap dolar AS.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah menjelaskan pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) menimbulkan aksi jual di pasar saham AS. Pasar menilai langkah The Fed belum cukup dengan narasi yang kurang tegas, namun di pasar Asia justru mendorong harga saham dan obligasi.
 
Hal ini membuat dana asing kembali, termasuk ke Indonesia. Sejumlah investor asing termasuk real money investor mulai kembali membeli surat utang negara, dia mengungkapkan, hari ini yield SUN turun signifikan. Seperti SUN seri FR 82 (benchmark 10 tahun) turun drastis dari 6,77% ke 6,54% dan terakhir closing di 6,45%

Nanang mengungkapkan pertama dengan yield US Treasury Bond 10 tahun menyentuh 0,90% menjadikan spread dengan yield SUN melebar menjadi 570 bps. Kedua, investor mengantisipasi penurunan suku bunga kebijakan di Indonesia sehingga berusaha lock up yield yang saat ini masih tinggi (6,45%), yang diperkirakan akan terus turun ke 6%.
 
Sebagaimana kami sampaikan sebelumnya, pelepasan SUN pada sejak pekan terakhir Januari 2020 pada saat mulai mewabahnya virus corona merupakan aksi untuk menyelamatkan aset (play to safety) oleh investor portofolio asing ke aset yang dianggap aman seperti US Treasury Bond

Tanpa melihat tinggi nya imbal hasil. Itu hal yang wajar pada saat kondisi pasar panik. Tetapi pada titik tertentu investor akan kembali ke perbedaan imbal hasil, Menurut Nanang, apalagi bila bank sentral negara maju terus merespons dengan penurunan suku bunga dan menggelontorkan likuiditas seperti yang saat ini dilakukan ECB dan BOJ maka likuiditas global akan kembali berlimpah yang tentunya perlu diversifikasi portofolio.

Aliran modal masuk ke SUN hari ini, menurut dia tentunya mendorong juga pasokan valas ke pasar sehingga Rupiah menguat. Bank Indonesia berada di pasar valas secara terukur terutama pada waktu waktu di mana pasar mengalami mismatch pasokan dan permintaan valas - RIFAN FINANCINDO


Sumber : detik.com

Wednesday, March 4, 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Bursa Asia Berpotensi Melemah Dipicu Pemangkasan Suku Bunga Fed




PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Bursa di kawasan Asia berpotensi melemah dan obligasi melonjak, setelah pemangkasan suku bunga darurat dari Federal Reserve AS tidak mampu mengurangi kekhawatiran investor terhadap dampak penyebaran virus covid-19.

Indeks Wall Street turun tajam semalam, emas melonjak dan dolar merosot setelah The Fed memangkas suku bunga dana federal sebesar 50 basis poin, imbal hasil obligasi 10-tahun AS, yang turun ketika harga naik, mencapai titik terendah yang pernah dibayangkan 0,9060%.

Di Asia, indeks S & P/ASX 200 (S&P/ASX 200) Australia turun 1.4% pada awal perdagangan. Nikkei futures (Nikkei 225 Berjangka) diperdagangkan di wilayah negatif dan e-mini futures untuk S&P 500 (ESc1) turun 0.4%.

Perdagangan berjangka obligasi menyiratkan hasil 0.86% pada obligasi 10-tahun AS (TYc1), dolar mencapai level terendah lima bulan terhadap yen Jepang, Reaksi pasar terhadap tindakan tegas Fed mengkhawatirkan bagi investor

Sekarang ada pertanyaan mengenai kemampuan kebijakan moneter untuk menghentikan anjloknya harga aset. Tampaknya ketidakefektifan pelonggaran moneter lebih lanjut hampir pasti akan menyebabkan panggilan lebih lanjut pada pemerintah untuk mengambil kebijakan stimulus fiskal.

Lebih dari 3.000 orang telah terbunuh oleh virus covid-19, sekitar 3,4% dari mereka yang terinfeksi - jauh di atas tingkat kematian akibat flu musiman yang di bawah 1%, dan kini terus menyebar dengan cepat di luar pusat wabah di Cina, dengan Italia semalam melaporkan jumlah total kasus kematian menjadi 79.

Pelonggaran The Fed menggaris bawahi kekhawatiran bank, dua minggu menjelang pertemuan kebijakan yang dijadwalkan, dan para trader telah memprediksi mengenai kemungkinan pemangkasan sebesar 50 basis poin.

Pasar AS awalnya melonjak lebih dari 2% tetapi kemudian turun karena para trader khawatir apakah langkah memompa lebih banyak uang ke dalam sistem akan mengatasi masalah utama - penurunan aktivitas bisnis karena pekerja dan konsumen tetap di rumah.

Rata-rata industri Dow Jones (DJI), komposit Nasdaq (IXIC) dan S&P 500 (SPX) masing-masing ditutup mendekati 3%.
 
Pertanyaannya adalah apakah respons suku bunga konvensional cukup, atau apakah respons juga memerlukan respons fiskal," kata Sameer Goel, kepala ahli strategi, makro Asia, di Deutsche Bank - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Monday, March 2, 2020

PT Rifan - IHSG Rapuh, Tapi Ada Potensi Rebound Teknikal


PT RIFAN BANDUNG - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal Maret ini masih mengindikasikan pelemahan setelah akhir pekan lalu, akhir Februari, koreksi indeks sangat dalam pada perdagangan intraday. Untuk perdagangan hari ini, sejumlah sentimen akibat corona (COVID-19) masih akan menjadi pemberat indeks.

Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan pemberat indeks berasal dari China. Data China kemarin telah keluar dan hal tersebut akan menjadi tekanan global pada pekan ini. Angka data manufacturing ini merupakan data terendah sepanjang masa sejak dari tahun 2005 silam.

Hal ini merupakan pukulan yang cukup besar bagi China terkait dengan data ekonomi tersebut, yang memberikan gambaran bahwa ternyata dampak dari virus corona semakin serius terhadap perekonomian China.

Data Non-Manufacturing China juga merupakan yang terendah sejak 2007 silam. Kedua data ini merupakan salah satu hal yang diperhatikan oleh para pelaku pasar dan investor. Oleh sebab itu, sekuritas ini melihat kemungkinan besar China untuk memenuhi target perekonomiannya pada tahun ini juga terancam gagal.

Panin Sekuritas menyebutkan IHSG terlihat berusaha melawan arah pada perdagangan sesi 2 yang lalu dan meninggalkan pola hammer (palu) yang mana merupakan pola penguatan secara teknikal, indikator Stochastic juga membentuk golden cross sehingga cukup mendukung untuk penguatan menutup gap yang terbentuk pada perdagangan pekan lalu.

Namun jika bursa Amerika masih melemah, maka penguatan yang terjadi ini hanya sementara. Sekuritas ini memprediksi indeks akan bergerak mixed cenderung melemah di awal bulan ini.

Sementara itu, Artha Sekuritas mengemukakan IHSG diprediksi menguat. Secara teknikal candlestick membentuk doji (pola candlestick yang harga open dan harga close-nya sama atau hampir sama) dengan tail yang cukup panjang, Stochastic membentuk golden cross mengindikasikan potensi balik arah atau rebound dalam jangka pendek sebelum melanjutkan pelemahan kembali.

Hari ini indeks saham dalam negeri diperkirakan akan bergerak di kisaran support 5.342 dan 5.231 serta resisten di 5.510 dan 5.567 - PT RIFAN

Sumber : cnbcindonesia.com

Friday, February 28, 2020

Rifan Financindo Berjangka - Saham Telkom Turut Kena Dampak Anjloknya IHSG


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pergerakan saham Telkom sejak awal hingga pertengahan pekan ini terseret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bursa yang melemah karena faktor tekanan ekonomi global.

Pengamat pasar modal dan CEO Teman Trader Luke Syamlan menyatakan, bursa Indonesia masih meradang dipacu berbagai hal seperti kondisi ekonomi global karena isu virus Corona, isu krisis likuditas, terakhir kemarin investor asing cabut dananya di pasar sekitar Rp 1,75 triliun.

Diungkapkannya, selama perdagangan kemarin semua sektor terkoreksi tanpa terkecuali. Saham-saham yang menjadi penggerak IHSG sekitar 90 persen mengalami penurunan, berdasarkan catatan, IHSG mengalami penurunan year to date hingga 12,1 persen dan rata-rata penurunan saham operator telekomunikasi mencapai 21,5 persen. Telkom sendiri tercatat harga sahamnya turun year to date 11,3 persen.

Market hari ini akan cenderung masih dalam tekanan koreksi apalagi belum ada tanda tanda respon pemerintah atasi dampak pelambatan ekonomi atas pandemi COVID19. Berbeda dengan Tiongkok yang merespon dengan inject dana di capital market USD 178 miliar likuiditas untuk jaga market supaya tidak ambrol ketika sesi perdagangan dibuka pasca libur Imlek lalu.

Tekanan aksi jual asing di market yang tidak bertenaga ini membuat lebih dari 300 saham ditutup negatif dan hanya 92 saham yang naik dimana mayoritas adalah saham saham lapis 2 dan 3 yang notabene adalah saham gorengan.

Sementara itu, VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo menyatakan, pekan ini saham-saham operator telekomunikasi memang tengah turun karena kondisi makro ekonomi, tak terkecuali saham Telkom.

Dalam catatan RTI, lima saham berkapitalisasi besar (big cap) paling aktif ditransaksikan saat indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 149,54 poin (2,62 persen) ke level 5.539,38 pada perdagangan sesi pertama. Namun, dalam waktu bersamaan, saham-saham big cap juga melemah - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : liputan6.com

Thursday, February 27, 2020

Rifan Financindo - Banjir Jakarta Lumpuhkan Aktivitas Ekonomi


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Ketua Umum DPD HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyebut banjir yang melanda wilayah di Jakarta menyebabkan kerugian ekonomi bagi para pengusaha. Terlebih banjir terjadi pada hari kerja.

Menurutnya banjir yang menggenangi kawasan Mangga Dua, menyebabkan aktivitas perdagangan terganggu, dengan adanya tenaga kerja yg tidak tembus, di daerah mangga dua, Kios 50 persen tutup," tegas Sarman di Hotel Millenium Sirih.

Bahkan, banjir sempat merendam kawasan Kelapa Gading berdampak pada merugi nya usaha perhotelan, hingga perdagangan seperti pasar tradisional, Secara psikologis, masyarakat saat banjir enggan keluar rumah menyebabkan ada penurunan pengunjung.

Sarman menambahkan bahwa sektor logistik dan jasa ikut pula terdampak, akibat banjir yang memutus akes jalanan Ibu kota, Terkait, jumlah kerugian materil yang dialami para pengusaha yang dirugikan akibat banjir Sarman menyebut masih belum bisa di kalkulasi - RIFAN FINANCINDO

Sumber : liputan6.com

Wednesday, February 26, 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Sedikit Berubah Karena Stimulus Virus Corona


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas sedikit berubah karena investor mengkaji rencana dari negara-negara yang terkena virus corona untuk menopang perekonomian mereka di tengah penilaian tingkat infeksi yang berbeda.

Spot emas sedikit berubah di $ 1,583.03 per ons pada jam 1:09 siang di Singapura; menguat 0,5% pada hari jumat. Harga mengalami kenaikan sebesar 0,9% minggu lalu. Indeks bloomberg dollar spot stabil.

China, Hong Kong dan Singapura menjanjikan stimulus ekstra untuk melawan dampak wabah terhadap pertumbuhan.

Sementara kepala rumah sakit di kota Wuhan mengatakan titik balik telah tercapai karena kasus baru menurun pada akhir pekan, prospeknya lebih berhati-hati di luar negeri.

Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS mengatakan wabah ini berada di ambang pandemi global jika langkah penahanan gagal menunjukkan lebih banyak keberhasilan - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber: Bloomberg