RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas sudah dikenal sejak zaman dahulu sebagai barang berharga, jadi perhiasan, alat ganti dan penyimpan kekayaan. Di masa kini, logam mulia berwarna kuning ini juga dilihat sebagai instrumen investasi.
Logam mulia selalu dianggap sebagai aset safe haven , atau investasi aman yang pantas diharapkan tetap. Bahkan, harga emas bisa naik lebih tinggi dari tingkat pengembalian, Akan tetapi, sebagai barang perdagangan, harga emas juga bisa naik-turun atau berfluktuasi di pasar global. Tentu saja, ada sebagian faktor yang bisa menggerakkan harga logam mulia ini, Apa saja faktor penyebab naik turunnya harga emas? Berikut ulasannya.
1. Produksi Emas
Produsen utama dalam pertambangan emas di seluruh dunia antara lain
Cina, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Rusia dan Peru. Produksi emas dunia akan selalu mengutamakan harga emas, sesuai dengan teori penawaran dan permintaan.
Bila ditambang terus-menerus, emas yang mudah diambil di bagian atas lapisan bumi tentu berkurang. Penambang pun harus lebih dari emas.
Menambah, Menurunkan risiko berbahaya akan meningkat Singkatnya, akan ada lebih mahal untuk mendapatkan emas yang lebih sedikit. Hal ini menambah biaya produksi emas, yang akhirnya diperoleh harga emas.
2. Perubahan Kurs
Secara umum, emas bergerak berlawanan (berkorelasi negatif) dengan dolar AS. Komoditas ini dijual dengan denominasi dolar, maka kompilasi mata uang AS naik, harga emas jadi lebih mahal. Kemudian, terjadi aksi jual yang membuat harga turun.
Malah, pelemahan kurs dolar AS biasanya naik harga emas dunia.
Para investor memilih untuk membeli dolar milik mereka dan membeli emas
yang dibeli memberikan nilai aset dari tergerusnya nilai uang kertas.
Ketika terjadi karena ekonomi seperti pada saat resesi global, dolar AS
menurun dan ini menyebabkan investasi emas meningkat baik dalam bentuk
fisik maupun perdagangan yang non-fisik.
Buat investor Indonesia yang menggunakan mata uang rupiah, ekonomi
negara juga bisa menjadi salah satu faktor yang menolak kurs dan membuat
emas terlihat lebih mahal.
3. Suku Bunga
Tingginya suku bunga membuat orang lebih suka menyimpan uangnya di deposito, dari emas. Diharapkan, kompilasi suku bunga naik atau turun maka membuat harga emas naik karena naik permintaan, Emas memang tidak menghasilkan bunga, keuntungannya didapat dari naiknya harga. Semakin tinggi harga emas, semakin menariklah logam ini.
Namun, logistik tidak berjalan di Indonesia. Pada masa krisis 1998, pemerintah pernah menaikkan suku bunga karena nilai tukar rupiah yang merosot tajam. Mereka berharap hal itu bisa mendorong kenaikan dolar AS. Meski suku bunga naik, harga emas malah ikut naik karena harganya di pasar masih sesuai pada harga.
4. Cadangan Sentral Bank
Bank-bank sentral di seluruh dunia memegang mata uang kertas dan emas sebagai cadangan devisa ( cadangan devisa ).
World Gold Council telah mengumumkan bank sentral baru-baru ini mulai
membeli emas lebih dari yang mereka beli, yang pertama kali ini terjadi
dalam beberapa babak, Melalui bank sentral melakukan diversifikasi cadangan moneter mereka,
alias pindah dari uang kertas yang telah mereka dikumpulkan dan
dipindahkan ke emas, maka harga emas naik.
Banyak negara di dunia memiliki cadangan yang terdiri dari emas,
termasuk Amerika Serikat, Jerman, Italia, Prancis, Portugal, Yunani dan
wilayah Eropa lainnya. Belum lagi untuk kawasan Asia dengan Cina menjadi pemburu emas terbesar sesuai dengan membumbungnya cadangan devisa mereka.
5. Situasi Politik Dunia
Perang, terutama yang menarik kepentingan AS dan negara Barat, mendesak mengerek harga emas. Kerawanan politik dan sosial membuat orang menyingkir dari investasi untung seperti pasar saham dan memilih emas, sebagai contoh, kenaikan harga pada akhir tahun 2002 dan awal tahun
2003 terjadi penggantian dengan akan memindahkan sekutu ke Irak. Investor beralih dari pasar uang dan saham ke logam mulia meminta emas melonjak tajam.
Strategi Saat Harga Turun
Dalam pembelanjaan terakhir hingga 11 Juni 2020, harga emas murni di
mata uang dolar AS di pasar global terpantau naik 30,39 persen ke level
US $ 1.729,55 per troy ounce, Namun pergerakan harga emas ini tidak selalu menanjak, tetapi bisa turun dalam final terakhir, Contohnya, pada bulan Maret 2020, harga emas turun dari level US $
1,670-an ke level US $ 1,470-an, atau minus sekitar 12 persen. Namun di bulan yang sama, harga emas bisa naik ( rebound ) dan di bulan berikutnya sudah naik level US $ 1,740-an, atau naik 19 persen - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : bareska.com