RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia jeblok pada perdagangan Rabu setelah membukukan penguatan 3 hari beruntun.
Di awal perdagangan hari ini memang emas sempat menguat, tetapi
kemudian berbalik merosot setelah pemilihan presiden (pilpres) Amerika
Serikat (AS) kemungkinan menunjukkan hasil yang berbeda dari survei.
Melansir data Refinitiv, harga emas pagi tadi sempat menguat 0,4%
kemudian berbalik merosot 1,34% ke US$ 1.882,79/troy ons, sebelum
diperdagangkan di level 1.892,21/troy ons, melemah 0,83% pada pukul
16:23 WIB.
Pagi tadi hasil sementara pilpres di AS menunjukkan calon presiden
dari Partai Demokrat, Joseph 'Joe' Biden, unggul jauh dari lawannya
petahana dari Partai Republik Donald Trump. Namun, hingga siang ini
Trump berhasil mengejar.
Kemenangan Joe Biden akan menguntungkan bagi emas, sebab stimulus
fiskal, bahan bakar untuk emas menguat, nilainya akan lebih besar.
Nancy Pelosi, ketua House of Representative (DPR) dari Partai
Demokrat sebelumnya mengajukan stimulus fiskal dengan nilai US$ 2,2
triliun, yang tidak disepakati oleh Pemerintahan Trump, dan ditolak oleh
Partai Republik.
Semakin besar stimulus artinya semakin banyak uang yang beredar di
perekonomian, secara teori dolar AS akan melemah. Selain itu, inflasi
juga berpotensi meningkat.
Emas akan diuntungkan dari 2 sisi. Yang pertama saat dolar AS melemah
harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya,
sehingga permintaan berpotensi meningkat, harganya pun naik. Yang kedua,
secara tradisional emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap
inflasi, sehingga ketika inflasi naik emas akan diburu investor.
Kemenangan Biden sepertinya tidak akan didapat dengan mudah.
Berdasarkan data dari AP, hingga pukul 15:00 WIB Joe Biden unggul dengan
memperoleh 238 electoral vote sementara Trump 213. Diperlukan minimal
270 electoral vote untuk memenangi pilpres di AS.
Trump kini unggul di beberapa negara bagian yang masih belum selesai perhitungan suaranya.
Battleground kini ada di Negara Bagian Pennsylvania, dengan
jumlah suara yang masuk baru 64%, dan memiliki electoral vote sebanyak
20. Satu lagi di Negara Bagian Michigan, dengan suara masuk sebanyak
69%, dan memiliki electoral vote sebanyak 16.
Artinya jika Biden mampu menang di 2 negara bagian tersebut, maka ia
akan menjadi Presiden AS ke-46. Trump masih unggul dengan 55,7% di
Pennsylvania dan 52,2% di Michigan, tetapi masih belum semua suara masuk
ke perhitungan.
Presiden Trump malah sudah mengklaim kemenangannya, sebelum perhitungan suara berakhir.
Jutaan dan jutaan orang memilih kami malam ini. Dan sekelompok orang
yang sangat menyedihkan sedang mencoba mencabut hak pilih dari kelompok
orang itu. Dan kami tidak akan mendukungnya," kata Trump di Ruang Timur
Gedung Putih, sebagaimana dilansir CNBC International.
Kita sudah bersiap untuk perayaan besar. Kita menang segalanya, dan tiba-tiba itu semua dibatalkan," tambahnya.
Trump juga berencana menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi
untuk menghentikan perhitungan suara. Seandainya perhitungan dihentikan,
tentunya Trump akan unggul di Pennsylvania dan Michigan, dan
melanjutkan periode kedua pemerintahnnya.
Trump sepertinya bermaksud menghentikan penghitungan surat suara via
pos yang dapat diterima secara hukum oleh dewan pemilihan negara-negara
bagian setelah pemilihan hari Selasa (3/11/2020), asalkan dikirim tepat
waktu.
Pilpres saat ini sepertinya masih belum akan berakhir cepat, dan
kembali muncul ketidakpastian di pasar. Bursa saham pun berbalik rontok,
terlihat dari pergerakan indeks saham di Eropa, kemudian indeks saham
AS berjangka (futures) yang stagnan, padahal pagi tadi sempat menguat tajam.
Emas akhirnya ikut terseret bursa saham yang berbalik arah, sama
dengan kejadian di bulan Maret lalu, 2 aset yang memiliki status
berlawanan ini malah bergerak seirama - RIFAN FINANCINDO
Sumber : cnbcindonesia.com