Thursday, July 18, 2024

Rifan Financindo - Harga Emas Tekor Usai Cetak Rekor

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia turun pada perdagangan kemarin. Koreksi yang terjadi usai harga sang logam mulia menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.460,7/troy ons. Turun 0,31% dari hari sebelumnya.

Harga emas dunia mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa pada Selasa, dengan ditutup di US$ 2.468,3/troy ons.

Sepertinya investor mengambil posisi profit taking usai rekor tersebut. Harga emas juga sudah menjalani reli yang lumayan panjang,

Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 3,72% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga terangkat 5,7%.

Namun sepertinya prospek harga emas masih cerah. Sebab, pemangkasan suku bunga acuan, terutama di Amerika Serikat (AS), rasanya sudah di depan mata.

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September adalah 95,9%. Naik dibandingkan kemarin yang 91,7%.

Kemudian, suku bunga acuan Negeri Paman Sam diperkirakan bisa turun 25 bps lagi pada November. Peluangnya adalah 61,2%.

Perkembangan itu dipicu oleh pernyataan terbaru dari pejabat teras The Fed. Christopher Waller, Anggota Dewan Gubernur The Fed, menyebut penurunan suku bunga acuan sudah kian dekat.

Saya meyakini bahwa data terakhir konsisten bahwa kita menuju soft landing. Memang kita belum sampai di tujuan, tetapi saya yakin kita semakin dekat dengan penurunan suku bunga,” tegas Waller dalam sebuah acara di Kansas City, seperti diwartakan Bloomberg News.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 68,04. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun perlu menjadi perhatian, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka 100. Sudah paling tinggi, sangat jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, harga emas masih berisiko turun. Target koreksi terdekat adalah US$ 2.454/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.438/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten terdekat adala US$ 2.471/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.483/troy ons - RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

 

 

Wednesday, July 17, 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Ketahanan Dolar Membatasi Kenaikan Emas, Trump Menjadi Fokus

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pemulihan pada dollar menghambat kenaikan emas, terutama karena greenback rebound dari level terendah lebih dari satu bulan minggu ini.

Dolar didukung terutama oleh meningkatnya spekulasi bahwa Trump akan mengamankan masa jabatan kedua. Hal ini terjadi karena upaya pembunuhan yang gagal terhadap mantan presiden tersebut tampaknya telah sangat meningkatkan popularitasnya, menempatkannya di depan Joe Biden dalam pemilihan presiden.

Trump diperkirakan akan memberlakukan lebih banyak kebijakan perdagangan proteksionis, yang berpotensi meningkatkan inflasi dan mendukung dolar - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing



Tuesday, July 16, 2024

PT Rifan Financindo - Soal Suku Bunga The Fed Mencair, Pemilik Emas Siap Pesta Pora

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas naik ke level tertinggi dalam dua bulan pada hari Senin, dibantu oleh harapan penurunan suku bunga dari Federal Reserve karena para pedagang menunggu komentar lebih lanjut dari pejabat Fed untuk mengukur waktu pemotongan tersebut.

Berdasarkan data Refinitiv pada awal perdagangan Selasa harga emas dunia tercatat US$2.422,04 per troy ons. Sama seperti penutupan perdagangan Senin yang naik 0,45%.

Jalur harga emas dan perak akan terus sideways menuju harga yang lebih tinggi dan saya tidak akan terkejut melihat rekor tertinggi baru di sini dalam beberapa minggu mendatang atau bahkan lebih cepat," kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Senin mengatakan tiga pembacaan inflasi AS selama kuartal kedua tahun ini "menambah keyakinan" bahwa laju kenaikan harga kembali ke target The Fed secara berkelanjutan, pernyataan yang menunjukkan peralihan ke penurunan suku bunga mungkin tidak akan lama lagi.

Pada kuartal kedua, sebenarnya, kami berhasil mencapai beberapa kemajuan" dalam mengendalikan inflasi, kata Powell pada sebuah acara di Economic Club of Washington. "Kami memiliki tiga pembacaan yang lebih baik, dan jika Anda menghitung rata-ratanya, itu adalah hasil yang cukup bagus."

Harga konsumen pada kuartal kedua naik pada laju tahunan sebesar 2,1%, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang bergejolak, dan indeks tersebut cenderung lebih tinggi daripada indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi yang disukai oleh The Fed. Data PCE untuk bulan Juni baru akan dirilis minggu depan.

Apa yang kami sampaikan adalah bahwa menurut kami tidak tepat untuk mulai melonggarkan kebijakan sampai kami memiliki keyakinan yang lebih besar" bahwa inflasi akan kembali stabil ke angka 2%, lanjut Powell. "Kami telah menunggu hal itu. Dan menurut saya kami tidak memperoleh kepercayaan tambahan apa pun pada kuartal pertama, namun tiga pembacaan pada kuartal kedua, termasuk satu dari minggu lalu, sedikit menambah kepercayaan diri - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : cncbindonesia

 

 

Monday, July 15, 2024

PT Rifan - Obligasi Berjangka AS Turun, Dolar Menguat Di Tengah Ketidakpastian Pemilu

PT RIFAN BANDUNG - Di pasar keuangan hari ini, obligasi berjangka AS mengalami penurunan sementara dolar menguat, mencerminkan reaksi investor terhadap serangan baru-baru ini terhadap kandidat presiden AS Donald Trump. Para pelaku pasar mempertimbangkan kemungkinan kemenangan Trump pada pemilu mendatang yang lebih besar, yang telah menimbulkan ketidakpastian politik yang baru.

Kondisi perdagangan lebih sepi dari biasanya karena hari libur di Jepang, mengakibatkan aktivitas pasar yang terbatas di awal perdagangan. Dolar mengalami sedikit kenaikan, dan Treasury berjangka turun. Para investor sebelumnya telah menanggapi prospek kepresidenan Trump dengan menaikkan imbal hasil Treasury, mengantisipasi bahwa kebijakan ekonominya dapat berkontribusi pada inflasi yang lebih tinggi dan peningkatan utang.

Tarif impor yang diusulkan oleh Trump diperkirakan akan menyebabkan harga-harga yang lebih tinggi dan dapat mengurangi daya beli konsumen. Selain itu, pembatasan imigrasi yang diusulkan oleh Trump dapat memperketat pasar tenaga kerja dan memberikan tekanan ke atas pada upah.

Rong Ren Goh, seorang manajer portofolio di Eastspring Investments di Singapura, mencatat bahwa pasar cenderung bereaksi terhadap kemungkinan kepresidenan Trump dengan dolar AS yang lebih kuat dan kurva obligasi AS yang lebih curam. Pola ini mungkin akan terlihat di minggu depan jika peluang pemilihan Trump dianggap telah membaik setelah insiden tersebut.

Platform taruhan online PredictIT menunjukkan peluang kemenangan Partai Republik sebesar 66 sen, naik dari 60 sen pada hari Jumat, sementara peluang untuk Partai Demokrat mencapai 38 sen, menunjukkan bahwa Partai Republik saat ini dipandang dua kali lebih mungkin untuk memenangkan pemilu dibandingkan Partai Demokrat.

Dolar naik 0,3% terhadap yen Jepang, diperdagangkan pada 158,15, meskipun tetap di bawah puncak baru-baru ini di 161,96, yang mungkin dipengaruhi oleh dugaan intervensi. Euro turun ke $1,0883, dan indeks dolar naik tipis ke 104,20.

Futures untuk Treasury 10 tahun turun 13 tick, dengan obligasi tunai tetap tidak diperdagangkan karena hari libur Jepang. Indeks berjangka S&P 500 dan indeks berjangka Nasdaq menunjukkan sedikit perubahan. Meskipun Nikkei Jepang ditutup, kontrak berjangka diperdagangkan pada 41.300, sedikit di atas penutupan tunai terakhir di 41.190.

Minggu ini akan dipenuhi dengan data, dimulai dengan angka-angka PDB RRT untuk kuartal kedua, yang diperkirakan akan menunjukkan sedikit perlambatan pertumbuhan tahunan menjadi 5,1%. Penjualan ritel dan produksi industri untuk bulan Juni dari RRT juga diantisipasi, bertepatan dengan pertemuan politik krusial negara ini pada tanggal 15-18 Juli.

Di Amerika Serikat, rilis data akan mencakup penjualan ritel, produksi industri, pembangunan rumah baru, dan klaim pengangguran mingguan. Ketua Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan berbicara hari ini dan mungkin akan membahas angka inflasi minggu lalu yang lebih rendah dari perkiraan. Ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga Fed di bulan September telah meningkat menjadi 94% dari 72% seminggu yang lalu.

Bank Sentral Eropa akan bertemu pada hari Kamis dan secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di 3,75%, dengan pemotongan lain diantisipasi pada bulan September.

Laporan keuangan perusahaan minggu ini akan menampilkan perusahaan-perusahaan besar seperti Goldman Sachs, BlackRock (NYSE: BLK), Bank of America, Morgan Stanley, Netflix (NASDAQ: NFLX), dan Taiwan Semiconductor Manufacturing.

Pada komoditas, emas mempertahankan posisinya di $2.408 per ons, mendekati level tertinggi minggu lalu di $2.424. Harga minyak mengalami sedikit kenaikan, dengan minyak mentah Brent naik 28 sen menjadi $85,31 per barel dan minyak mentah AS naik 31 sen menjadi $82,52 per barel, menyusul penurunan pada hari Jumat karena kemajuan dalam gencatan senjata antara Israel dan Hamas - PT RIFAN

Sumber : investing

 

Friday, July 12, 2024

Rifan Financindo Berjangka - Ramalan Harga Emas Hari Ini: Sudah Overbought, Hati Hati Koreksi

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia turun pada perdagangan jelang siang hari ini. Ke depan, seperti apa prospek harga sang logam mulia?

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.405,15/troy ons. Turun 0,28% dibandingkan hari sebelumnya.

Koreksi ini terjadi setelah harga emas melonjak. Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.413/troy ons. Melonjak 1,7% dan menjadi yang tertinggi sejak 21 Mei.

Harga emas pun tidak jauh dari level tertinggi sepanjang masa. Pada 20 Mei, harga emas menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah di US$ 2.326,2/troy ons.

Bagaimana ramalan harga emas? Apakah bisa bangkit atau malah makin terjepit?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 61,95. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun, perlu diperhatikan bahwa indikator Stochastic RSI sudah berada di 93,08. Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).

Harga emas sudah menyentuh level US$ 2.405/troy ons, yang kebetulan merupakan pivot point. Dari sini, memang ada risiko harga akan turun.

Target support terdekat ada di US$ 2.389/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.368/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Apabila masih kuat naik, maka US$ 2.420/troy ons berpotensi menjadi resisten terdekat. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.425/troy ons - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

 
Sumber : bloomberg

 

Thursday, July 11, 2024

Rifan Financindo - Bullish, Emas Di Ambang Kenaikan 3 Hari Beruntun

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia naik tipis pada perdagangan pagi ini. Jika berhasil finis di jalur hijau, maka sang logam mulia akan membukukan kenaikan selama 3 hari beruntun.

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.374,88/troy ons. Naik 0,09% dibandingkan hari sebelumnya.

Kemarin, harga emas ditutup naik 0,33% ke US$ 2.372,8/troy ons. Ini membuat harga emas naik 2 hari beruntun. Jadi kalau hari naik lagi, maka akan menjadi hari yang ketiga.

Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 0,76% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga bertambah 2,34%.

Harga emas naik di tengah ekspektasi akan perlambatan laju inflasi di Amerika Serikat (AS). Data inflasi akan dirilis malam ini waktu Indonesia.

Pasar memperkirakan inflasi inti Negeri Paman Sam pada Juni sebesar 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month). Sama dengan realisasi Mei, dan akan menjadi yang terendah sejak Agustus.

Sementara inflasi inti secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni diperkirakan sebesar 3,4%. Ini menjadi yang terendah dalam lebih dari 3 tahun terakhir.

Inflasi yang kian ‘jinak’ menebalkan keyakinan bahwa bank sentral Federal Reserve punya ruang untuk menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Mengutip CME FedWatch, kemungkinan pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 71,1%

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 56,69. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Adapun indikator Stochastic RSI berada di 72,97. Menghuni area beli (long) dan cukup kuat.

Saat ini harga emas berada di level US$ 2.374/troy ons, yang kebetulan merupakan pivot point. Oleh karena itu, investor patut waspada akan terjadinya pembalikan.

Target support terdekat ada di US$ 2.372/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.354/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.383/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.397/troy ons - RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

 

Wednesday, July 10, 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - ETF Emas Mencatatkan Arus Masuk Di Bulan Juni, WGC Melaporkan

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pada bulan Juni, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas secara fisik (ETF) global mengalami arus masuk selama dua bulan berturut-turut, terutama karena peningkatan kepemilikan oleh dana yang terdaftar di Eropa dan Asia, menurut World Gold Council (WGC). Tren ini merupakan perubahan yang penting setelah tiga tahun mengalami arus keluar yang konsisten, sebagian karena suku bunga global yang tinggi.

Permintaan investasi untuk emas, yang sering dilihat sebagai aset safe haven, telah signifikan, dengan logam mulia ini mencapai harga tertinggi sepanjang masa di $2.449,89 per ons pada 20 Mei, di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi.

Arus masuk ke dalam ETF emas mencapai 17,5 metrik ton, setara dengan $1,4 miliar, di bulan Juni. Perkembangan ini telah menjadi sedikit penyangga terhadap kerugian yang terjadi pada paruh pertama tahun 2024, dengan WGC mencatat bahwa arus masuk hanya sedikit membatasi kemunduran ini.

Terlepas dari peningkatan minat investor baru-baru ini, total aset yang dikelola untuk ETF emas mencapai $233,3 miliar, dengan kepemilikan kolektif sebesar 3.105,5 ton, yang mendekati level terendah sejak tahun 2020.

Untuk periode Januari-Juni 2024, WGC melaporkan bahwa arus keluar mencapai $6,7 miliar, atau 120 ton, menandai kerugian terbesar untuk paruh pertama tahun ini sejak 2013. Arus keluar sebagian besar dipimpin oleh dana di Eropa dan Amerika Utara, sementara Asia menjadi satu-satunya wilayah dengan arus masuk bersih selama jangka waktu yang sama - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing