Monday, July 29, 2024

PT Rifan - Harga Emas Bakal Bergerak Liar

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas melonjak pada pada pembukaan perdagangan hari ini di menjelang rapat FOMC pada tengah pekan ini. Harga emas pun diperkirakan akan bergerak liar di tengah ekspektasi penurunan suku buna bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve atau The Fed.

Berdasarkan Refinitiv harga emas dunia di pasar spot pada Senin pukul 5.40 WIB tercatat US$2.396,7 per troy ons, naik 0,47% dibandingkan posisi sebelumnya.

Harga emas dunia diperkirakan akan bergerak penuh volatilitas karena pasar menantikan FOMC yang akan digelar pekan ini.

Pasar akan menyaksikan konferensi pers dari Federal Open Market Committee (FOMC). Masih di hari yang sama, akan ada rilis data klaim pengangguran awal dan berkelanjutan hingga PMI manufaktur AS periode Juli 2024.

Diketahui, PMI Manufaktur AS tercatat 48,5% pada bulan Juni, turun 0,2 poin persentase dari 48,7% yang tercatat pada bulan Mei. Perekonomian secara keseluruhan terus berkembang selama 50 bulan setelah satu bulan kontraksi pada bulan April 2020.
Dan pada akhir pekan Jumat (2/8/2024), terdapat rilis data ketenagakerjaan non-pertanian (Nonfarm payrolls) dan tingkat pengangguran AS periode Juli 2024.

Diketahui, jumlah penggajian nonpertanian meningkat sebesar 206.000 pada periode Juni 2024, lebih baik dari perkiraan Dow Jones sebesar 200.000 meskipun lebih rendah dari kenaikan yang direvisi turun sebesar 218.000 pada bulan Mei, yang dipotong tajam dari perkiraan awal sebesar 272.000.

Sementara itu, tingkat pengangguran secara tak terduga naik menjadi 4,1%, yang merupakan level tertinggi sejak Oktober 2021 dan memberikan tanda yang bertentangan bagi pejabat The Federal Reserve (The Fed) yang mempertimbangkan langkah mereka selanjutnya pada kebijakan moneter. Perkiraan sebelumnya adalah tingkat pengangguran akan tetap stabil di 4% - PT RIFAN

Sumber : cnbcindonesia

 

 

Friday, July 26, 2024

Rifan Financindo Berjangka - Futures Emas Lebih Rendah Pada Masa Dagang Eropa

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Futures emas lebih rendah pada masa dagang Eropa pada Kamis.

Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Agustus diperdagangkan pada USD2,00 per troy ons pada waktu penulisan, menurun 1,90%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD2.362,15 dan resistance pada USD2.448,40.

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 0,02% dan diperdagangkan pada USD104,10.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan September jatuh 5,80% dan diperdagangkan pada USD27,62 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan September naik 0,73% dan diperdagangkan pada USD4,08 per pon - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

Thursday, July 25, 2024

Rifan Financindo - Lonceng Bahaya Buat Emas Jika Trump Menang

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas cenderung turun usai Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengundurkan diri dari pencalonan diri kembali untuk menjadi Presiden AS untuk empat tahun mendatang. Pengumuman itu disampaikan Biden melalui akun resmi media sosialnya.

Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk melayani Anda sebagai seorang presiden," bunyi keterangan surat yang diunggah Biden dalam akun X miliknya seperti dilihat, Senin.

Usai Biden mundur, Wakil Presiden Kamala Harris kini disebut-sebut sebagai kandidat Partai Demokrat dalam pemilihan presiden AS 2024.

Para investor emas dan pelaku pasar pun mempertanyakan, sejak mundurnya Presiden Biden dari pencalonan diri presiden AS periode berikutnya, harga emas justru cenderung turun.

Harga emas di pasar spot sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada 17 Juli 2024 di level US$ 2.483,6 per troy ons pada perdagangan intraday. Akan tetapi harga emas tidak mampu melanjutkan kenaikannya untuk menyentuh level psikologis US$ 2.500 per troy ons. Bahkan sejak kenaikan tertingginya, harga emas turun sebesar 4% ke level terendah pada 22 Juli 2024 di level US$ 2.383,79 per troy ons.

Penurunan emas disebabkan optimisme pasar bahwa Donald Trump dari Partai Republik akan mampu mengalahkan calon kandidat pengganti Biden yakni Harris.

Berdasarkan polling dari beberapa Lembaga di AS, persaingan untuk memperebutkan kursi presiden AS sangatlah ketat.

Pasar menilai, ekonomi AS akan menjadi lebih baik ketika Trump terpilih menjadi presiden AS. Jika ekonomi AS pulih dan tumbuh lebih cepat, tentu ini akan menjadi kabar buruk bagi pergerakan harga emas.

Diketahui Trump memimpin AS pada Januari 2017 hingga Januari 2021 atau selama empat tahun.

Pada awal ia memerintah, suku bunga The Federal Reserve (The Fed) berada di angka 0,50-0,75% dan mencapai puncaknya pada Desember 2018 hingga Juni 2019 yakni di level 2,25-2,50%.

Tingginya suku bunga tersebut bersamaan dengan inflasi yang menyentuh angka 2,7% (year on year/yoy) pada Februari 2017 hingga Juli 2018. Oleh karena itu suku bunga dinaikkan dengan cukup signifikan dan dalam waktu yang cukup singkat.

Kemudian suku bunga mengalami penurunan mulai dari Agustus 2019 dan konsisten di level yang cukup rendah yakni 0,00-0,25% pada Maret 2020 akibat pandemi Covid-19. Pemangkasan suku bunga The Fed pada 2019 merupakan pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir.

The Fed untuk pertama kalinya menurunkan suku bunga pada semester II-2019 karena tren ekonomi (lemahnya inflasi dan prospeknya), tetapi juga karena perubahan dalam keseimbangan risiko.

Ekonomi AS di Bawah Kepemimpinan Trump

Secara umum, ekonomi AS telah berkembang dengan langkah stabil di bawah pemerintahan Trump dan Biden. Produk Domestik Bruto (PDB), yang merupakan ukuran dari semua barang dan jasa yang diproduksi di negara tersebut, telah tumbuh sebesar 6,8% selama pemerintahan Trump, ketika pandemi memaksa ekonomi mengalami resesi tajam dan tiba-tiba.

Kendati demikian, ekonomi pulih dengan cepat berkat sebagian besar pada stimulus triliunan dolar dan sudah mulai tumbuh lagi pada saat Trump meninggalkan jabatannya.

Inflasi pun cenderung terkendali dan rendah pada era Trump. Posisi tertinggi tercapai pada Juni/Juli 2018 yang hampir menyentuh level 3%. Sementara pada era Biden, inflasi cenderung melonjak terkhusus setelah pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina.

Saat ini memang inflasi sudah jauh melandai bahkan berada di level 3% yoy, namun angka ini masih belum berada di target The Fed yakni di level 2%. Inflasi sempat terbang ke 9,1% (yoy) pada Juni 2022.

Adapun, tidak termasuk pada 2020, Trump juga mencatat periode pengangguran yang rendah, dengan tingkat pengangguran mencapai titik terendah sebesar 3,5 persen pada akhir 2019 - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia

 

 

 

 

Wednesday, July 24, 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Berputar Di Sekitar $2.400

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas bergerak sedikit di perdagangan Asia pada hari Selasa, melayang di sekitar posisi terendah 11 hari karena para pedagang mencari kejelasan lebih lanjut tentang politik dan kebijakan moneter AS, terutama menjelang pertemuan Federal Reserve minggu depan.

Di antara logam industri, harga tembaga turun pada hari Selasa, memperpanjang penurunan tajam dalam beberapa sesi terakhir di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi di negara pengimpor tembaga terbesar di dunia, China.

Spot gold naik 0,1% menjadi $2.398,38 per ons, sementara gold futures naik 0,2% menjadi $2.399,40 per ons pada pukul 00.33 WIB (11.33 WIB) - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

Tuesday, July 23, 2024

PT Rifan Financindo - Sebelum Putuskan Jual Atau Beli, Cek Ramalan Harga Emas Hari Ini

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Ke depan, bagaimana prospek harga sang logam mulia?

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.406,77/troy ons. Naik 0,48% dibandingkan akhir pekan lalu.

Lalu bagaimana proyeksi harga emas untuk hari ini? Berapa target harga yang mesti dicermati pelaku pasar?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,89. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 5,78. Jauh di bawah 20 yang berarti jenuh jual

Oleh karena itu, peluang harga emas untuk naik masih terbuka. Cermati pivot point di US$ 2.409/troy ons. Jika tertembus, maka target resisten US$ 2.412-2.426/troy ons akan terkonfirmasi.

Sedangkan target support terdekat adalah US$ 2.399/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas turun lagi menuju US$ 2.382/troy ons.

Bertabur Sentimen Positif

Berbagai sentimen yang ada mendukung kenaikan harga emas. Pertama, Joseph ‘Joe’ Biden memutuskan untuk mundur dari kontestasi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Biden mendorong Wakil Presiden Kamala Harris untuk maju sebagai calon presiden dari Partai Demokrat untuk bertarung melawan Donald Trump dalam pilpres November mendatang.

Ketidakpastian meningkat saat ini. Kita tidak punya sejarah di mana ada kandidat yang maju tanpa prosedur yang semestinya. Jadi sekali lagi kita berada di situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Matt Maley, Chief Market Strategist di Miiler Tabak + Co, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Perkembangan ini membuat investor memilih menempatkan dana di aset yang dipandang aman (safe haven). Salah satunya adalah emas. Peningkatan permintaan akan membuat harga emas kian berkilau.

Kedua, masih terkait pilpres AS, ketidakpastian calon dari Partai Demokrat membuat jalan Trump kembali ke Gedung Putih sepertinya makin mulus. Ini menjadi beban bagi langkah dolar AS. 

Dalam wawancara dengan Bloomberg Businessweek bulan lalu, Trump menegaskan bahwa dolar AS yang kuat akan mengurangi daya saing Negeri Adikuasa di pasar global. Pernyataan senada kemudian juga dilontarkan oleh JD Vance, calon wakil presiden yang akan mendampingi Trump.

Reaksi yang langsung terjadi (dari pengunduran diri Biden di pilpres AS) adalah sentimen negatif bagi dolar AS. Namun rasanya terlalu cepat untuk menyimpulkan itu. Situasi akan tergantung dari kesan pertama terhadap Harris, siapa calon presiden pilihannya, dan bagaimana dinamika polling,” terang Olga Yangol, Head of Emerging Markets Research and Strategy di Credit Agricole, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Dolar AS dan emas memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Saat mata uang Negeri Adidaya melemah, biasanya harga emas malah naik.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat dolar AS terdepresiasi, maka emas jadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan naik dan harga pun mengikuti.

Ketiga adalah arah suku bunga acuan AS. Mengutip CME FedWatch, peluang pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 92,6%. Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega pun kemungkinan masih akan menurunkan suku bunga acuan 25 bps lagi pada November, probabilitasnya adalah 63%.

Tidak selesai sampai di situ, suku bunga acuan Negeri Adidaya masih bisa turun lagi 25 bps pada Desember dengan kemungkinan 50,3%. Artinya, bukan tidak mungkin suku bunga turun 3 kali atau 75 bps ke 4,5-4,75% sampai akhir tahun.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun -PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

 

 

Monday, July 22, 2024

PT Rifan - Cetak Rekor Terus, Harga Emas Diramal Bakal Ke U$2.600/Troy Ons

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas dunia diperkirakan akan terus gemilang sepanjang 2024 hingga awal 2025. Rekor-rekor baru akan diproyeksi akan terus tercipta.

Bank investasi JP Morgan pun meningkatkan target harga emasnya untuk tahun ini dan 2025.

Harga emas diperkirakan akan naik ke US$2,500 per Troy ons pada akhir 2024, menurut perkiraan JP Morgan Research.

Arah perjalanan masih lebih tinggi pada beberapa kuartal mendatang, memperkirakan harga rata-rata US$2,500/oz pada kuartal keempat 2024 dan US$2,600/oz pada 2025, dengan risiko masih condong ke arah yang melampaui batas sebelumnya," menurut Gregory Shearer, Kepala Strategi Logam Dasar dan Mulia di JP Morgan.

Sebagai catatan prediksi harga emas didasarkan pada perkiraan ekonomi JP Morgan yang memperkirakan inflasi inti AS akan melambat menjadi 3,5% pada tahun 2024 dan 2,6% pada tahun 2025.

Emas Dunia Kembali Catatkan Rekor Harta Tertinggi

Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada Selasa didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal reserve atau The Fed.

Harga emas pada perdagangan Selasa ditutup di US$2.468,57 per troy ons, naik 1,92% dibandingkan posisi sebelumnya.

Emas melonjak ke level tertinggi baru sepanjang masa meskipun data penjualan ritel inti lebih kuat dari perkiraan, didorong oleh Powell yang mengindikasikan kemarin bahwa The Fed semakin yakin bahwa inflasi kembali menuju targetnya," kata Tai Wong, pedagang logam independen berbasis di New York seperti dikutip Reuters.

Ini pada dasarnya menandai pemotongan harga pada bulan September kecuali bencana inflasi dalam beberapa minggu mendatang."

Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Senin mengatakan tiga pembacaan inflasi AS selama kuartal kedua tahun ini "menambah keyakinan" bahwa laju kenaikan harga kembali ke target The Fed secara berkelanjutan, pernyataan yang menunjukkan peralihan ke penurunan suku bunga mungkin tidak akan lama lagi.

Berdasarkan perangkat Fedwatch, pasar menilai ada peluang bank sentral AS The Federal Reserve/The Fed mulai pangkas suku bunga pada September. Probabilitas mencapai 91,7 suku bunga turun pertama kali sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%-5,25%.

Pemangkasan tersebut berlanjut pada dua pertemuan berikutnya, masing-masing 25 basis poin pada pertemnuan November dan satu lagi pada Desember.

Sehingga pada akhir tahun suku bunga The Fed berada di kisaran target 4,50%-4,75% dengan penurunan tiga kali dalam setahun.

Optimisme ini yang membuat emas diperkirakan jadi komoditas yang berjaya pada 2024 hingga awal 2025 - PT RIFAN

Sumber : cnbcindonesia

 

Friday, July 19, 2024

Rifan Financindo Berjangka - Investor Belum Puas Profit Taking, Harga Emas Terbanting

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia turun pada perdagangan kemarin. Sepertinya investor masih belum puas mengeruk keuntungan dari sang logam mulia, yang memang sebelumnya mengalami reli panjang.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di posisi US$ 2.444,2/troy ons Turun 0,7% dibandingkan hari sebelumnya.

Dengan demikian, harga emas sudah turun 2 hari beruntun. Selama 2 hari tersebut, harga terpangkas 0,96%.

Koreksi ini terjadi usai harga emas mencetak rekor tertinggi. Pada Selasa, harga emas ditutup di US$ 2.468,3/troy ons yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Meski turun 2 hari berturut-turut, emas masih bertahan di tren positif. Selama seminggu terakhir, harga masih naik 1,19% secara point-to-point. Dalam sebulan ke belakang, harga bertambah 4,95%.

Oleh karena itu, tidak heran masih ada pelaku pasar yang memasang posisi ambil untung (profit taking). Sebab, keuntungan yang bisa dikeruk dari harga emas memang masih menggiurkan.

Aksi profit taking ini yang sepertinya menjadi beban bagi gerak harga emas.

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih setia di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 63,86. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 69.03. Menghuni area beli (long) dan cukup kuat.

Namun sepertinya fase konsolidasi harga emas belum selesai. Harga emas masih mungkin turun lagi, tetapi sudah kian terbatas.

Target support terdekat ada di US$ 2.441/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.411/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.465/troy ons. Ini sekaligus menjadi pivot point sehingga apabila tertembus maka target resisten US$ 2.477-2.485/troy ons akan terkonfirmasi - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg