Wednesday, July 31, 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Futures Emas Lebih Tinggi Pada Masa Dagang Asia

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Futures emas lebih tinggi pada masa dagang Asia pada Selasa.

Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD2,00 per troy ons pada waktu penulisan, meningkat 0,24%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi tinggi USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD2.398,20 dan resistance pada USD2.449,30.

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,07% dan diperdagangkan pada USD104,39.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan September naik 0,52% dan diperdagangkan pada USD28,01 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan September jatuh 0,97% dan diperdagangkan pada USD4,05 per pon - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

Tuesday, July 30, 2024

PT Rifan Financindo - Data Inflasi PCE Amerika Kerek Harga Emas

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia naik pada perdagangan akhir pekan lalu. Data ekonomi di Amerika Serikat (AS) menopang kenaikan harga sang logam mulia.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.386,5/troy ons. Naik 0,96% dibandingkan hari sebelumnya.

Namun, kenaikan ini tidak bisa membantu kinerja harga emas sepanjang pekan lalu. Secara mingguan, harga emas membukukan koreksi 0,35%.

Maklum, harga komoditas ini sempat anjlok lebih dari 1% pada Kamis

Akhir pekan lalu, US Bureau of Economic Analysis merilis data Personal Consumption Expenditure (PCE). Ini adalah indikator inflasi yang menjadi referensi bank sentral Federal Reserve.

Pada Juni, laju inflasi PCE inti (core) berada di 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih tinggi dibandingkan Mei yang sebesar 0,1% mtm. Namun, angka 0,2% adalah yang kedua terendah sepanjang 2024.

Sementara laju PCE umum pada Juni berada di 0,1%. Juga lebih tinggi ketimbang Mei yang sebesar 0%. Akan tetapi, realisasi Juni juga menjadi yang terendah kedua pada tahun ini.

Sedangkan laju PCE inti tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni adalah 2,6%. Sama seperti posisi Mei, sehingga menjadi yang terendah sepanjang 2024.

Adapun laju PCE umum secara tahunan pada Juni ada di 2,5%. Melambat dibandingkan Mei yang sebesar 2,6% yoy dan menjadi yang terendah sejak Februari.

“Data yang mixed cenderung melambat ini menandakan tekanan inflasi dan aktivitas ekonomi mendingin. Ini membuka jalan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan,” kata Fawad Razaqzada, Analis di Forex.com, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Berdasarkan CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga acuan Negeri Paman Sam sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 87,7%. Kemudian Federal Funds Rate bisa turun 25 bps lagi pada November, dengan kemungkinan 63%.

Lalu suku bunga acuan bisa turun 25% lagi pada Desember, probabilitasnya 58.7%. Jadi, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan rekan bisa menurunkan suku bunga acuan 3 kali atau 75 bps sepanjang tahun ini.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas kembali masuk zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 52,72. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI ada di 26,42. Masih menghuni area jual (short).

Dalam waktu dekat, harga emas masih berpeluang naik. Target resisten terdekat ada di US$ 2.391/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.412/troy ons berpotensi menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target support terdekat adalah US$ 2.359/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas jatuh menuju US$ 2.328/troy ons - PT RIFAN FINANCINDO
 
Sumber : bloomberg

 

Monday, July 29, 2024

PT Rifan - Harga Emas Bakal Bergerak Liar

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas melonjak pada pada pembukaan perdagangan hari ini di menjelang rapat FOMC pada tengah pekan ini. Harga emas pun diperkirakan akan bergerak liar di tengah ekspektasi penurunan suku buna bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve atau The Fed.

Berdasarkan Refinitiv harga emas dunia di pasar spot pada Senin pukul 5.40 WIB tercatat US$2.396,7 per troy ons, naik 0,47% dibandingkan posisi sebelumnya.

Harga emas dunia diperkirakan akan bergerak penuh volatilitas karena pasar menantikan FOMC yang akan digelar pekan ini.

Pasar akan menyaksikan konferensi pers dari Federal Open Market Committee (FOMC). Masih di hari yang sama, akan ada rilis data klaim pengangguran awal dan berkelanjutan hingga PMI manufaktur AS periode Juli 2024.

Diketahui, PMI Manufaktur AS tercatat 48,5% pada bulan Juni, turun 0,2 poin persentase dari 48,7% yang tercatat pada bulan Mei. Perekonomian secara keseluruhan terus berkembang selama 50 bulan setelah satu bulan kontraksi pada bulan April 2020.
Dan pada akhir pekan Jumat (2/8/2024), terdapat rilis data ketenagakerjaan non-pertanian (Nonfarm payrolls) dan tingkat pengangguran AS periode Juli 2024.

Diketahui, jumlah penggajian nonpertanian meningkat sebesar 206.000 pada periode Juni 2024, lebih baik dari perkiraan Dow Jones sebesar 200.000 meskipun lebih rendah dari kenaikan yang direvisi turun sebesar 218.000 pada bulan Mei, yang dipotong tajam dari perkiraan awal sebesar 272.000.

Sementara itu, tingkat pengangguran secara tak terduga naik menjadi 4,1%, yang merupakan level tertinggi sejak Oktober 2021 dan memberikan tanda yang bertentangan bagi pejabat The Federal Reserve (The Fed) yang mempertimbangkan langkah mereka selanjutnya pada kebijakan moneter. Perkiraan sebelumnya adalah tingkat pengangguran akan tetap stabil di 4% - PT RIFAN

Sumber : cnbcindonesia

 

 

Friday, July 26, 2024

Rifan Financindo Berjangka - Futures Emas Lebih Rendah Pada Masa Dagang Eropa

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Futures emas lebih rendah pada masa dagang Eropa pada Kamis.

Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Agustus diperdagangkan pada USD2,00 per troy ons pada waktu penulisan, menurun 1,90%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD2.362,15 dan resistance pada USD2.448,40.

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 0,02% dan diperdagangkan pada USD104,10.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan September jatuh 5,80% dan diperdagangkan pada USD27,62 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan September naik 0,73% dan diperdagangkan pada USD4,08 per pon - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

Thursday, July 25, 2024

Rifan Financindo - Lonceng Bahaya Buat Emas Jika Trump Menang

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas cenderung turun usai Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengundurkan diri dari pencalonan diri kembali untuk menjadi Presiden AS untuk empat tahun mendatang. Pengumuman itu disampaikan Biden melalui akun resmi media sosialnya.

Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk melayani Anda sebagai seorang presiden," bunyi keterangan surat yang diunggah Biden dalam akun X miliknya seperti dilihat, Senin.

Usai Biden mundur, Wakil Presiden Kamala Harris kini disebut-sebut sebagai kandidat Partai Demokrat dalam pemilihan presiden AS 2024.

Para investor emas dan pelaku pasar pun mempertanyakan, sejak mundurnya Presiden Biden dari pencalonan diri presiden AS periode berikutnya, harga emas justru cenderung turun.

Harga emas di pasar spot sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada 17 Juli 2024 di level US$ 2.483,6 per troy ons pada perdagangan intraday. Akan tetapi harga emas tidak mampu melanjutkan kenaikannya untuk menyentuh level psikologis US$ 2.500 per troy ons. Bahkan sejak kenaikan tertingginya, harga emas turun sebesar 4% ke level terendah pada 22 Juli 2024 di level US$ 2.383,79 per troy ons.

Penurunan emas disebabkan optimisme pasar bahwa Donald Trump dari Partai Republik akan mampu mengalahkan calon kandidat pengganti Biden yakni Harris.

Berdasarkan polling dari beberapa Lembaga di AS, persaingan untuk memperebutkan kursi presiden AS sangatlah ketat.

Pasar menilai, ekonomi AS akan menjadi lebih baik ketika Trump terpilih menjadi presiden AS. Jika ekonomi AS pulih dan tumbuh lebih cepat, tentu ini akan menjadi kabar buruk bagi pergerakan harga emas.

Diketahui Trump memimpin AS pada Januari 2017 hingga Januari 2021 atau selama empat tahun.

Pada awal ia memerintah, suku bunga The Federal Reserve (The Fed) berada di angka 0,50-0,75% dan mencapai puncaknya pada Desember 2018 hingga Juni 2019 yakni di level 2,25-2,50%.

Tingginya suku bunga tersebut bersamaan dengan inflasi yang menyentuh angka 2,7% (year on year/yoy) pada Februari 2017 hingga Juli 2018. Oleh karena itu suku bunga dinaikkan dengan cukup signifikan dan dalam waktu yang cukup singkat.

Kemudian suku bunga mengalami penurunan mulai dari Agustus 2019 dan konsisten di level yang cukup rendah yakni 0,00-0,25% pada Maret 2020 akibat pandemi Covid-19. Pemangkasan suku bunga The Fed pada 2019 merupakan pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir.

The Fed untuk pertama kalinya menurunkan suku bunga pada semester II-2019 karena tren ekonomi (lemahnya inflasi dan prospeknya), tetapi juga karena perubahan dalam keseimbangan risiko.

Ekonomi AS di Bawah Kepemimpinan Trump

Secara umum, ekonomi AS telah berkembang dengan langkah stabil di bawah pemerintahan Trump dan Biden. Produk Domestik Bruto (PDB), yang merupakan ukuran dari semua barang dan jasa yang diproduksi di negara tersebut, telah tumbuh sebesar 6,8% selama pemerintahan Trump, ketika pandemi memaksa ekonomi mengalami resesi tajam dan tiba-tiba.

Kendati demikian, ekonomi pulih dengan cepat berkat sebagian besar pada stimulus triliunan dolar dan sudah mulai tumbuh lagi pada saat Trump meninggalkan jabatannya.

Inflasi pun cenderung terkendali dan rendah pada era Trump. Posisi tertinggi tercapai pada Juni/Juli 2018 yang hampir menyentuh level 3%. Sementara pada era Biden, inflasi cenderung melonjak terkhusus setelah pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina.

Saat ini memang inflasi sudah jauh melandai bahkan berada di level 3% yoy, namun angka ini masih belum berada di target The Fed yakni di level 2%. Inflasi sempat terbang ke 9,1% (yoy) pada Juni 2022.

Adapun, tidak termasuk pada 2020, Trump juga mencatat periode pengangguran yang rendah, dengan tingkat pengangguran mencapai titik terendah sebesar 3,5 persen pada akhir 2019 - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia

 

 

 

 

Wednesday, July 24, 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Berputar Di Sekitar $2.400

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas bergerak sedikit di perdagangan Asia pada hari Selasa, melayang di sekitar posisi terendah 11 hari karena para pedagang mencari kejelasan lebih lanjut tentang politik dan kebijakan moneter AS, terutama menjelang pertemuan Federal Reserve minggu depan.

Di antara logam industri, harga tembaga turun pada hari Selasa, memperpanjang penurunan tajam dalam beberapa sesi terakhir di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi di negara pengimpor tembaga terbesar di dunia, China.

Spot gold naik 0,1% menjadi $2.398,38 per ons, sementara gold futures naik 0,2% menjadi $2.399,40 per ons pada pukul 00.33 WIB (11.33 WIB) - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

Tuesday, July 23, 2024

PT Rifan Financindo - Sebelum Putuskan Jual Atau Beli, Cek Ramalan Harga Emas Hari Ini

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Ke depan, bagaimana prospek harga sang logam mulia?

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.406,77/troy ons. Naik 0,48% dibandingkan akhir pekan lalu.

Lalu bagaimana proyeksi harga emas untuk hari ini? Berapa target harga yang mesti dicermati pelaku pasar?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,89. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 5,78. Jauh di bawah 20 yang berarti jenuh jual

Oleh karena itu, peluang harga emas untuk naik masih terbuka. Cermati pivot point di US$ 2.409/troy ons. Jika tertembus, maka target resisten US$ 2.412-2.426/troy ons akan terkonfirmasi.

Sedangkan target support terdekat adalah US$ 2.399/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas turun lagi menuju US$ 2.382/troy ons.

Bertabur Sentimen Positif

Berbagai sentimen yang ada mendukung kenaikan harga emas. Pertama, Joseph ‘Joe’ Biden memutuskan untuk mundur dari kontestasi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Biden mendorong Wakil Presiden Kamala Harris untuk maju sebagai calon presiden dari Partai Demokrat untuk bertarung melawan Donald Trump dalam pilpres November mendatang.

Ketidakpastian meningkat saat ini. Kita tidak punya sejarah di mana ada kandidat yang maju tanpa prosedur yang semestinya. Jadi sekali lagi kita berada di situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Matt Maley, Chief Market Strategist di Miiler Tabak + Co, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Perkembangan ini membuat investor memilih menempatkan dana di aset yang dipandang aman (safe haven). Salah satunya adalah emas. Peningkatan permintaan akan membuat harga emas kian berkilau.

Kedua, masih terkait pilpres AS, ketidakpastian calon dari Partai Demokrat membuat jalan Trump kembali ke Gedung Putih sepertinya makin mulus. Ini menjadi beban bagi langkah dolar AS. 

Dalam wawancara dengan Bloomberg Businessweek bulan lalu, Trump menegaskan bahwa dolar AS yang kuat akan mengurangi daya saing Negeri Adikuasa di pasar global. Pernyataan senada kemudian juga dilontarkan oleh JD Vance, calon wakil presiden yang akan mendampingi Trump.

Reaksi yang langsung terjadi (dari pengunduran diri Biden di pilpres AS) adalah sentimen negatif bagi dolar AS. Namun rasanya terlalu cepat untuk menyimpulkan itu. Situasi akan tergantung dari kesan pertama terhadap Harris, siapa calon presiden pilihannya, dan bagaimana dinamika polling,” terang Olga Yangol, Head of Emerging Markets Research and Strategy di Credit Agricole, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Dolar AS dan emas memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Saat mata uang Negeri Adidaya melemah, biasanya harga emas malah naik.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat dolar AS terdepresiasi, maka emas jadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan naik dan harga pun mengikuti.

Ketiga adalah arah suku bunga acuan AS. Mengutip CME FedWatch, peluang pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 92,6%. Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega pun kemungkinan masih akan menurunkan suku bunga acuan 25 bps lagi pada November, probabilitasnya adalah 63%.

Tidak selesai sampai di situ, suku bunga acuan Negeri Adidaya masih bisa turun lagi 25 bps pada Desember dengan kemungkinan 50,3%. Artinya, bukan tidak mungkin suku bunga turun 3 kali atau 75 bps ke 4,5-4,75% sampai akhir tahun.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun -PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg