PT RIFAN BANDUNG - Minggu lalu emas mengalami rally sebagai respon terhadap dihitung
ulangnya ekspektasi mengenai kenaikan tingkat bunga the Fed setelah
pertemuan FOMC the Fed bulan Juli. Namun emas masih belum aman
sepenuhnya. Harga emas masih bisa jatuh kembali ke $1,700.
Rally Harga Emas Minggu Lalu
Setelah dua minggu lalu berhasil naik dari $1,706 ke $1,727 per ons,
harga emas pada minggu lalu, melanjutkan kenaikannya dengan pada akhir
hari Jumat diperdagangkan di sekitar $1.762 per ons. Pada paruh pertama
minggu lalu, sebelum pengumuman FOMC the Fed, harga emas sempat tertekan
turun ke $1,713. Setelah pengumuman FOMC the Fed pada hari Kamis
dinihari, harga emas berbalik naik ke $1,735 karena melemahnya Dollar
AS. Harga emas kembali naik signifikan pada hari Jumat ke $1,762 dengan
jatuhya GDP AS kuartal ke dua.
Harga emas turun pada awal pedagangan sesi AS hari Senin sekalipun dollar AS melemah di tengah masuknya arus resiko yang menghalau kekuatiran akan perlambatan ekonomi.
Emas berjangka kontrak bulan Agustus turun $12.00 ke $1,715.30 per troy ons.
Harga emas sempat turun lagi pada awal pedagangan sesi AS hari Selasa dengan menguatnya dollar AS di tengah pasar yang sedang dikuasai oleh kekuatiran akan perlambatan ekonomi.
Emas berjangka kontrak bulan Agustus sempat turun ke $1,713.00
sebelum akhirnya berhasil naik kembali sedikit ke $1,718.20 per troy ons
karena data ekonomi AS yang keluar mengecewakan sehingga kekuatan
dollar AS berkurang.
Pada hari Rabu, Departemen Perdagangan AS mengatakan
bahwa order durable-goods AS meningkat 1.9% pada bulan lalu. Data yang
keluar ini lebih baik daripada yang diperkirakan. Ekspektasi konsensus
yang dikompilasikan oleh berbagai organisasi berita mengatakan durable
goods akan terkontraksi sebesar 0.5%.
Pergerakan harga emas pada pertengahan minggu lalu relatif tenang
sementara pasar sedang mencoba menentukan seberapa agresif bank sentral
AS ini akan bisa bertindak setelah musim panas selesai. Setelah maju
mundur, pada akhirnya dijamin kenaikan akan keluar sebanyak 75 bps.
Menurut CME FedWatch Tool, pasar melihat 26% kemungkinan kenaikan
tingkat bunga sampai 26%.
Namun, pasar sekarang sedang memandang melampaui pertemuan bulan
Juli, dan kuatir akan setiap petunjuk mengenai tingkat bunga terutama
dengan lanjut berkembangnya ketakutan akan resesi.
Pada awal perdagangan sesi AS hari Kamis pagi, harga
emas melanjutkan kenaikannya ke $1,735.00 per troy ons, naik $17.70,
setelah FOMC the Fed. Hasil pertemuan FOMC the Fed memutuskan untuk
menaikkan tingkat bunganya sebesar 75 bps sebagaimana dengan yang telah
diantisipasikan secara luas sebelumnya. Komentar ketua FOMC the Fed yang
berhati-hati mengenai kenaikan tingkat bunga berikutnya memicu aksi
jual beli terhadap dollar AS selama jam perdagangan sesi AS yang membawa
indeks dollar AS turun ke bawah 106.50. Federal Reserve AS
memperkirakan akan meneruskan pengetatan kebijakan moneternya pada tahun
ini, namun mengakui adanya perlambatan ekonomi AS.
Harga emas naik signifikan pada jam perdagangan sesi AS selanjutnya hari Kamis malam karena jatuhnya GDP AS kuartal ke dua, sekalipun dollar AS sempat berbalik menguat sebentar.
Emas berjangka kontrak bulan Agustus naik $16.50 ke $1,751.30 per troy ons.
Departemen Perdagangan AS pada hari Kamis mengatakan bahwa GDP AS
jatuh 0.9% pada kuartal ke dua, meleset dari perkiraan pasar yang
mengatakan kenaikan sebesar 0.4%.
Pada hari Jumat, pasar emas mendapatkan keuntungan
yang solid dengan tekanan inflasi di Amerika Serikat terus naik lebih
daripada yang diperkirakan. Angka inflasi dari core PCE AS yang
dipublikasikan pada hari Jumat, naik lebih daripada yang diperkirakan
dan lebih tinggi dari tahun lalu dalam basis tahunan.
Emas berjangka kontrak bulan Agustus naik $11.30 ke $1,762.30 per troy ons.
Hasil FOMC the Fed Bulan Juli 2022
Setelah menaikkan tingkat bunga sebesar 75 basis poin pada hari Kamis
pagi WIB, ketua the Fed mengatakan bahwa kenaikan tingkat bunga
berikutnya yang super besar bisa terjadi pada bulan September. Meskipun
semua tergantung kepada data makro ekonomi yang terbaru. Dan sebelum
pertemuan yang menentukan pada bulan September, akan ada dua data
penting yang akan dimonitor ketat dan dipelajari oleh para investor
yaitu angka data inflasi dan angka employment.
Powell memberikan signal bahwa setelah kenaikan tingkat bunga
sebanyak 150 bps dalam jangka waktu hanya 40 hari, the Fed sekarang
berada pada posisi netral, yang berarti the Fed bisa tiba-tiba mulai
memperlambat kecepatan sepedanya.
Menurut Powell, dengan sekarang the Fed telah berada pada posisi
netral, sementara proses terus berlangsung, sudah pantas untuk
diperlambat, sekalipun belum ada keputusan mengenai hal ini.
Antara sekarang sampai kepada pertemuan FOMC kembali pada tanggal 21
September, akan ada dua laporan pekerjaan – Non Farm Payrolls, dan dua
publikasi angka inflasi serta symposium tahunan Jackson Hole. Karenanya
tidak mengejutkan kalau the Fed memilih untuk membuat tidak jelas
mengenai petunjuk ke depan setelah menaikkan tingkat bunga sebesar 75
bps pada hari Rabu minggu lalu.
Sebagai reaksinya, pasar segera melakukan penghitungan ulang
ekspektasi mengenai kenaikan tingkat bunga the Fed setelah pertemuan
FOMC the Fed bulan Juli yang bisa membuat perubahan terhadap outlook
harga emas.
Inflasi & GDP AS
Dari sudut data makro ekonomi, tanda – tanda masih menunjukkan angka inflasi yang problematik dann perlambatan ekonomi.
Departemen Perdagangan AS pada hari Jumat mengatakan bahwa secara
basis bulanan, indeks core Personal Consumption Expenditures (PCE)
bertambah menjadi 0.6% pada bulan lalu. Data inflasi ini lebih tinggi
daripada yang diperkirakan pasar kenaikan sebesar 0.5%. Secara basis
tahunan core PCE meningkat 4.8% dari angka bulan sebelumnya di 4.7%.
AS mempublikasikan data makro ekonominya, GDP kuartal kedua yang
meleset dari yang diperkirakan pasar. Departemen Perdagangan AS pada
hari Kamis mengatakan bahwa GDP AS jatuh 0.9% pada kuartal ke dua, lebih
buruk dari perkiraan pasar yang mengatakan kenaikan sebesar 0.4%.
Sementara itu, penurunan dalam aktifitas ekonomi AS di kuartal ke dua
ini muncul setelah GDP AS kuartal pertama juga terkontraksi sebesar
1.6%.
Terkontraksinya GDP AS dalam dua kuartal berturut-turut telah
memenuhi definisi tehnikal bahwa ekonomi AS sudah masuk ke resesi
tehnikal.
Selain itu juga dipublikasikan Initial Jobless Claims muncul sebanyak
256.000 pada minggu yang berakhir tanggal 22 Juli, lebih buruk daripada
yang diantisipasikan oleh pasar sebanyak 253.000.
Federal Reserve AS telah menjelaskan bahwa mereka siap untuk
mengorbankan pertumbuhan demi menurunkan inflasi agar sesuai dengan yang
ditargetkan. Tetapi sekarang AS sudah masuk ke dalam resesi tehnikal
dan kelihatannya akan mengarah menjadi resesi riil dengan naiknya angka
pengangguran seperti yang sudah mulai terlihat pada data Initial Jobless
Claim terbaru dan jatuhnya belanja konsumen. Pasar melakukan
penghitungan ulang dalam hal ekspektasi kenaikan tingkat bunga the Fed
berikutnya dan memperkirakan the Fed hanya akan menaikkan tingkat
bunganya sebesar 50 bps pada bulan Nopember dan Desember.
Non – Farm Payrolls AS
Pada minggu ini, semua mata akan tertuju kepada data employment AS –
NonFarm Payrolls bulan Juli yang diperkirakan akan melambat. Setelah
pertambahan pekerjaan sebanyak 372.000 pada bulan Juni, para ekonom
memperkirakan ekonomi AS pada bulan Juli hanya menambahkan 250.000
pekerjaan baru.
Apabila tingkat pengangguran tetap berada pada level yang sama di
3.6% sementara upah masih bertumbuh di sekitar 5% per tahun dan inflasi
tetap berada di bawah 10%, kemungkinan the Fed masih akan meneruskan
menaikkan tingkat suku bunganya. Namun data dari ISM, yang akan
mengeluarkan angka dari sektor manufaktur dan jasa AS pada minggu ini,
kemungkinan akan mengkonfirmasi bahwa ekonomi AS sedang melambat dan
karenanya the Fed kemungkinan akan mengendorkan kebijakan pengetatannya.
Apa Artinya Semua Ini Bagi Emas
Setelah pengumuman FOMC the Fed hari Rabu minggu lalu, harga emas
bergerak naik bukan karena lebih banyak pembeli emas yang baru,
melainkan memicu aksi “short-covering” yang signifikan. Ketua the Fed
Powell telah membuat terjadinya rally “short-covering” dengan mengatakan
masih akan mencoba menaikkan tingkat bunga yang tinggi sebesar 75 bps
lagi.
Untuk benar – benar harga emas bergerak dalam tren naik yang
permanen, harga emas harus mencapai di atas $1,785 per ons. Sementara
harga emas pada penutupan perdagangan hari Jumat minggu lalu hanya
berhasil mencapai $1,762 per ons. Apabila berbalik turun maka harga emas
bisa kembali turun ke bawah $1700 sampai ke $1,660 per ons.
Meskipun demikian, dengan ekonomi AS sedang menuju resesi dan
sepanjang Wall Street percaya the Fed akan memperlambat kecepatan
pengetatan moneternya, emas masih akan bisa mendapatkan arus safe –
haven lagi. Dengan terjadinya perlambatan, maka outlook harga emas
berubah. Emas masih bisa naik dan menghadapi resistance yang kuat di
sekitar $1,800 per ons.
Support & Resistance
Support terdekat menunggu di $1,746 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,722 dan kemudian $1,700
Resistance terdekat menunggu di $1,774 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,785 dan kemudian $1,800 - PT RIFAN
Sumber : vibiznews.com