PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas tergelincir lebih dari satu persen ke level terendah lebih dari dua
minggu pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena penguatan
dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS merusak daya
tarik aset safe-haven logam kuning yang juga tertekan taruhan pemulihan ekonomi yang cepat di Amerika Serikat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New
York Exchange, anjlok 20,10 dolar AS atau 1,16 persen menjadi ditutup
pada 1.712,20 dolar AS per ounce, setelah jatuh ke level 1.705,75 dolar
AS, merupakan penurunan emas COMEX satu hari terbesar sejak 18 Maret.
Pada akhir pekan lalu, Jumat (26/3/2021), emas berjangka terangkat 7,2
dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.732,30 dolar AS per ounce, setelah
merosot 8,1 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.725,10 dolar AS, dan
bertambah 8,10 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.733,20 dolar AS pada
Rabu (24/3/2021).
"Bullish pasar emas membutuhkan dukungan fundamental," kata
analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, menambahkan bahwa kenaikan
dolar AS dan peningkatan imbal hasil membatasi minat beli terhadap emas.
Indeks dolar mendekati level kunci 93, meningkatkan tekanan baru pada
emas. Indeks dolar yang menguat terhadap mata uang utama saingannya,
memperlemah daya tarik emas dalam denominasi greenback bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Pemulihan cepat ekonomi AS, dengan jumlah vaksin yang meningkat dan
pengumuman Presiden AS Joe Biden minggu ini, adalah negatif jangka
pendek untuk harga emas, tambah Wyckoff.
Biden akan merilis rincian tentang paket belanja infrastruktur yang bisa berkisar antara 3-4 triliun dolar AS
Imbal hasil yang lebih tinggi juga menantang status emas sebagai lindung
nilai inflasi karena mereka menerjemahkan ke dalam peluang kerugian
yang lebih tinggi untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Imbal hasil surat utang AS 10-tahun mendekati level 1,7 persen.
"Baik imbal hasil obligasi AS10-tahun maupun dolar tidak dapat dikatakan
sangat tinggi untuk hari ini, tetapi emas belum memiliki pergerakan
yang cukup besar di kedua arah selama seminggu terakhir, jadi bias
penurunan sekarang mungkin dibesar-besarkan," kata Philip Streible, ahli
strategi logam mulia di Blueline Futures di Chicago.
Emas mungkin (jatuh) menembus di bawah dukungan 1.700 dolar AS tetapi seharusnya pulih," tambah dia.
"Kami melihat hampir tidak ada ruang untuk harga emas secara nyata lebih
tinggi sampai pertengahan tahun, meskipun emas seharusnya dapat
memperoleh keuntungan yang signifikan pada paruh kedua tahun ini," tulis
analis Commerzbank dalam sebuah catatan.
Sementara logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 34,3 sen
atau 1,37 persen menjadi ditutup pada 24,771 dolar AS per ounce.
Platinum untuk pengiriman Juli naik 2,40 dolar AS atau 0,2 persen
menjadi ditutup pada 1.184,10 dolar AS per ounce - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : antaranews.com