Thursday, August 22, 2024

Rifan Financindo - Simak Ramalan Harga Emas Hari Ini, Saatnya Jual Atau Beli?

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Ke depan, bagaimanakah prospek harga sang logam mulia?

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.506,4/troy ons. Turun 0,25% dibandingkan hari sebelumnya.

Laju harga emas mengendur usai mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Namun dalam sepekan terakhir, harga aset ini masih naik 2,04% secara point-to-point.

Bagaimana proyeksi harga emas dalam waktu dekat? Apakah bisa turun lagi atau justru kembali mencatat rekor tertinggi?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih mantap di zona bullish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 64,34.RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun perlu menjadi perhatian bahwa indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 90,57. Sudah di atas 80, tergolong jenuh beli (overbought).

Harga emas sudah melewati pivot point di US$ 2.508/troy ons. Dari sini, target support terdekat adalah US$ 2.497-2.483/troy ons.

Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.514/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.524/troy ons berpotensi menjadi target selanjutnya.

Arah Suku Bunga

Perhatian pasar pekan ini akan tertuju ke acara Jackson Hole Symposium. Dalam acara tersebut, Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve Jerome ‘Jay’ Powell dijadwalkan memberi pidato.

Investor perlu mencermati ‘suasana kebatinan’ dan arah kebijakan moneter The Fed. Namun berdasarkan notula rapat (minutes of meeting) terbaru, sepertinya kemungkinan penurunan suku bunga acuan kian terkonfirmasi.

“Beberapa peserta melihat bahwa perkembangan terbaru data inflasi dan kenaikan tingkat pengangguran telah membuka peluang penurunan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps). Mayoritas peserta berpendapat bahwa jika ke depan data yang ada terus sesuai dengan ekspektasi, maka akan menjadi layak (appropriate) untuk melonggarkan kebijakan moneter pada rapat selanjutnya,” sebut notula itu.

Mengutip CME FedWatch, peluang pemangkasan 25 bps ke 5-5,25% bulan depan adalah 62%. Sementara probabilitas pengguntingan 50 bps menjadi 4,75-5% adalah 38%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Wayne Gordon, Commodities Strategist di UBS Global Wealth Management, memperkirakan harga emas akan naik jika suku bunga sudah benar-benar turun. “Harga emas bergerak menuju US$ 2.700/troy ons sekitar pertengahan 2025,” katanya, seperti dikutip dari Bloomberg News - RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

 

 

Wednesday, August 21, 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Rekor Lagi, Bisa US$3.000/Troy Ons Di Pertengahan 2025

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas ditutup naik pada perdagangan kemarin. Rekor baru pun tercipta.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.514,3/troy ons. Naik 0,42% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.

Harga sang logam mulia tengah menjalani tren positif. Dalam sepekan terakhir, harga naik 2,03% secara point-to-point. Selama sebulan  ke belakang, harga melesat 4,94%.

Pendorong utama kenaikan harga emas adalah kenaikan permintaan emas untuk investasi karena ekspektasi bahwa The Fed (Federal Reserve, Bank Sentral AS) akan memulai pelonggaran moneter pada September,” kata Aakash Doshi, Head of Commodities untuk kawasan Amerika Utara di Citi Research, seperti diberitakan Bloomberg News. Doshi menambahkan, harga emas bisa mencapai US$ 2.600/troy ons pada akhir 2024 dan kemudian naik lagi menuju US$ 3.000/troy ons pada pertengahan 2025.

Mengutip CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga acuan di Negeri Paman Sam sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September adalah 67,5%. Sementara kemungkinan penurunan 50 bps ke 4,75-5% adalah 32,5%.

Emas merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan dalam iklim suku bunga rendah.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 66,38. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun investor perlu waspada karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 100. Sudah paling tinggi, sangat jenuh beli (overbought).

Cermati pivot point di US$ 2.500/troy ons. Jika tertembus, maka target support US$ 2.490-2.475/troy ons bisa terkonfirmasi.

Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.525/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.539/troy ons - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

Tuesday, August 20, 2024

PT Rifan Financindo - Harga Emas Mulai Terjun Bebas

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas sedikit menurun tetapi tetap berada di dekat level tertingginya sepanjang masa. 

Berdasarkan data Refinitiv, pada hari ini, Senin pukul 19.10 WIB, harga emas tercatat di posisi US$ 2.493,23 per troy ons, jeblok 0,51% dibandingkan penutupan sebelumnya di US$ 2.507,28 per troy ons.

Harga emas sempat mencetak rekor penutupan tertinggi pada awal pekan lalu di US$ 2.472,25 per troy ons pada 12 Agustus 2024, dan terus meningkat hingga mencapai US$ 2.507,28 pada Jumat (16/8/2024). Meskipun terjadi penurunan kecil hari ini, tren jangka panjang masih mengindikasikan kekuatan dalam pergerakan harga emas.

Penurunan ini dianggap sebagai koreksi sementara, dengan ekspektasi bahwa faktor-faktor makroekonomi seperti pelemahan inflasi dan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan terus mendukung harga emas dalam jangka menengah hingga panjang.

Harga emas melemah pada Senin, namun tetap bertahan di sekitar level historis $2.500 per ons, setelah para trader melakukan aksi ambil untung menyusul lonjakan emas ke puncak tertinggi sepanjang masa pada sesi sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS bulan depan.

Harga emas spot turun 0,2% ke level $2.503,10 per ons pada pukul 07:24 GMT, sementara emas berjangka AS naik tipis 0,2% ke level $2.541,50 per ons.

Antusiasme terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada September mendorong harga emas ke rekor tertinggi $2.509,65 pada Jumat lalu. Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik dan tingginya permintaan bank sentral turut mendorong kenaikan harga emas lebih dari 20% sepanjang tahun ini.

Emas telah memburu level psikologis $2.500 selama beberapa bulan, dan kini setelah level tersebut tercapai, kita melihat aksi ambil untung yang wajar," kata Tim Waterer, Kepala Analis Pasar KCM Trade, kepada Reuters.

Pekan lalu, penjualan ritel AS yang kuat dan klaim pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan, bersama dengan data inflasi yang moderat, mengembalikan kepercayaan laju ekonomi AS.

Traders yakin bahwa The Fed akan memangkas suku bunga bulan depan, dan fokus kini beralih pada seberapa besar pemotongan tersebut. Menurut alat CME FedWatch, kemungkinan pemotongan 25 basis poin diperkirakan mencapai 75,5%.

Trader akan mengamati nada dan bahasa Jerome Powell di Jackson Hole pada hari Jumat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut terkait hal ini," tambah Waterer.

Pasar juga akan mencermati risalah pertemuan kebijakan The Fed pada Juli yang akan dirilis pada Rabu untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut.

Kyle Rodda, analis pasar keuangan di Capital.com, mengatakan bahwa perlambatan ekonomi AS, pemotongan suku bunga yang akan datang, imbal hasil yang lebih rendah, dolar yang lebih lemah, risiko geopolitik yang terus-menerus, dan permintaan bank sentral yang kuat akan mendorong harga emas naik dalam jangka panjang.

Beberapa bank di China telah diberikan kuota impor emas baru oleh bank sentral, dengan harapan permintaan yang bangkit kembali meskipun harga mencapai rekor tertinggi - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia

 

 

Monday, August 19, 2024

PT Rifan - Optimisme Kenaikan Harga Emas Dunia Masih Kuat

PT RIFAN BANDUNG - Emas belum menunjukkan sinyal penurunan harga. Alih-alih melemah, harga emas dunia justru akan meningkat beberapa kuartal ke depan.

Optimisme kenaikan harga emas ditunjukkan dengan posisi harga emas di pasar spot masih mencatat kenaikan 2,1% menjadi US$2.508,82/ons pada pukul 16:06 sore di New York, dilansir dari Bloomberg News, Sabtu.

Juga investor emas “biasanya lebih cenderung berpikir bahwa the Fed akan lebih agresif dalam hal akomodasi moneter,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas global di TD Securities.

Harga dapat naik lebih jauh ke US$2.700 dalam beberapa kuartal mendatang, karena “makro/moneter dan bank sentral sedang menyelaraskan diri,” kata dia.

Sementara para spekulan justru kini meningkatkan taruhan net-bullish mereka pada emas berjangka Comex ke level tertinggi empat tahun pada pekan yang berakhir 13 Agustus, sebagaimana data Commodity Futures Trading Commission.

Pada sisi lain kepemilikan emas atas instrumen investasi ETF Spot di bursa telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir setelah beberapa tahun mengalami arus keluar.

Trader pada hari Jumat waktu AS menilai data ekonomi terbaru menjadi petunjuk tentang prospek kebijakan Fed. Data menunjukkan pembangunan rumah baru di AS turun pada bulan Juli ke level terendah sejak setelah pandemi karena para developer properti merespons permintaan yang lemah. 

Ini “merupakan indikator lain bahwa resesi sedang dalam perjalanan,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures. The Fed akan menurunkan suku bunga “dan melangkah lebih jauh dari yang diperkirakan sebelumnya - PT RIFAN

Sumber : bloomberg

 

Friday, August 16, 2024

Rifan Financindo Berjangka - Usai Turun 2 Hari Beruntun, Harga Emas Naik Terbatas

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas ditutup naik pada perdagangan kemarin. Kenaikan yang hadir setelah harga sang logam mulia turun 2 hari beruntun.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.454,8/troy ons. Naik 0,22% dibandingkan hari sebelumnya.

Kenaikan ini terjadi setelah harga emas turun 2 hari berturut-turut. Selama 2 hari tersebut, harga terpangkas 1,06%.

Oleh karena itu, membeli saat harga sudah murah (bargain buying) sepertinya jadi faktor kenaikan harga emas kemarin.

Namun, kenaikan harga emas jadi terbatas karena perkembangan di Amerika Serikat (AS). Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan, klaim tunjangan pengangguran untuk pekan yang berakhir 10 Agustus tercatat 227.000. Turun 7.000 dibandingkan minggu sebelumnya dan menjadi penurunan selama 2 minggu beruntun.

Klaim 227.000 juga menjadi yang terendah dalam 5 pekan terakhir.

Kemudian, US Census Bureau mengumumkan penjualan ritel Negeri Adidaya pada Juli naik 1% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm. Lebih tinggi dibandingkan Juni yang tumbuh 0,2% dan menjadi pertumbuhan tertinggi sejak Januari tahun lalu.

Data ini bak 2 sisi mata uang. Di satu sisi, investor lega karena rasanya ekonomi AS masih berdaya tahan, tidak akan resesi, tidak akan hard landing.

Namun di sisi lain, ekonomi AS yang masih kuat bisa membuat bank sentral Federal Reserve berpikir ulang untuk menurunkan suku bunga acuan secara agresif. Mengutip CME FedWatch, peluang pemangkasan 25 basis poin (bps) jauh lebih tinggi ketimbang 50 bps.

Kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps menjadi 5-5,25% pada September adalah 75%. Sementara probabilitas pengguntingan 50 bps ke 4,75-5% hanya 25%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 56,21. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang berada di zona bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 70,19. Menempati area beli (long) yang bahkan cukup kuat.

Cermati pivot point di US$ 2.456/troy ons. Dari sisi, target support terdekat ada di kisaran US$ 2.432-2.414/troy ons.

Sedangkan target resisten terdekat ada di rentang US$ 2.473-2.497/troy ons - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

Thursday, August 15, 2024

Rifan Financindo - Bursa Asia Bersiap Untuk Penurunan Usai Rilis Data Inflasi AS

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa saham Asia bersiap untuk mengalami beberapa kerugian pada Kamis pagi, setelah reaksi Wall Street yang cukup tenang terhadap data inflasi AS yang sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).

Saham berjangka di Jepang dan Hong Kong turun, sementara saham berjangka di Australia naik dan kontrak AS sedikit berubah. S&P 500 ditutup naik 0,4% pada Rabu (14/08/2024), sementara Nasdaq 100 naik 0,1%, setelah harga konsumen inti tahunan - yang tidak termasuk biaya makanan dan energi - meningkat pada laju paling lambat sejak awal 2021 pada bulan Juli.

Data inflasi secara luas sejalan dengan ekspektasi dan memperkuat perkiraan untuk pemotongan suku bunga Federal Reserve bulan depan. Pasar swap saat ini sepenuhnya memperhitungkan satu pemotongan 25 basis poin pada bulan September dan 100 basis poin pemotongan hingga akhir tahun. Hal ini menunjukkan keyakinan bahwa The Fed akan memberikan satu pemotongan 50 basis poin dalam tiga pertemuan The Fed yang tersisa di 2024.

Treasury berakhir padai Rabu (14/08/2024) dengan sedikit perubahan, seperti halnya indeks dolar, sementara yen melemah sedikit terhadap dolar untuk diperdagangkan pada 147 per dolar. Mata uang Jepang sedikit berubah pada awal Kamis. Imbal hasil 10 tahun Australia turun tipis dalam perdagangan awal.

Di Evercore, Krishna Guha mengatakan indeks harga konsumen (IHK) AS tidak sempurna, tetapi cukup bagus karena konsisten dengan data yang jinak pada ukuran inflasi pilihan The Fed. Selain itu, bank sentral telah menolak ketergantungan pada titik data, dan melihat prospek yang lebih luas dan keseimbangan risiko.

Ini sekarang adalah The Fed yang mengutamakan data tenaga kerja, bukan The Fed yang mengutamakan data inflasi, dan data tenaga kerja yang masuk akan menentukan seberapa agresif The Fed menarik pemotongan suku bunga," kata Guha.

Di Asia, data yang akan dirilis pada Kamis termasuk produk domestik bruto (PDB) di Jepang dan perdagangan Juli untuk Indonesia, sementara pasar di Korea Selatan dan India akan ditutup. Bank sentral China atau People's Bank of China (PBOC) akan merilis data Fasilitas Pembiayaan Jangka Menengah, sementara harga rumah, penjualan ritel, dan angka produksi industri juga akan diumumkan.

Manajer hedge fund Michael Burry, yang bertaruh melawan pasar perumahan AS pada 2008, semakin meningkatkan sahamnya di Alibaba Group Holding Ltd meskipun memangkas portofolio ekuitasnya hingga setengahnya pada kuartal kedua.

Investor juga akan fokus pada reaksi lebih lanjut atas keputusan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida untuk mundur dari pemilihan kepemimpinan Partai Liberal Demokrat yang berkuasa bulan depan. Langkah tersebut akan memicu "periode ketidakpastian politik yang sederhana," menurut Taro Kimura, Ekonom Senior Jepang untuk Bloomberg Economics. "Itu bukanlah prospek yang disambut baik untuk pasar mengingat kekacauan baru-baru ini di saham dan yen serta sorotan politik pada kenaikan suku bunga Bank of Japan (BOJ) bulan lalu."

Saham AS

S&P 500 memperpanjang kenaikannya menjadi hari kelima berturut-turut pada Rabu, rekor kemenangan terpanjang dalam lebih dari sebulan. Sebagian besar kelompok utama memperoleh keuntungan, dengan saham keuangan, energi, dan teknologi memimpin kenaikan. Dalam perdagangan akhir, Cisco Systems Inc naik pada perkiraan pendapatan yang solid.

Saham-saham raksasa teknologi beragam, dengan Nvidia Corp naik dan Alphabet Inc turun. "Indikator ketakutan" Wall Street - VIX - terus mereda, turun ke sekitar 16. Itu terjadi setelah lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang membawa pengukur di atas 65 minggu lalu.

Gubernur The Fed Bank of Chicago Austan Goolsbee mengatakan dia semakin khawatir tentang pasar tenaga kerja daripada inflasi, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News pada Rabu.

Di Nationwide, Mark Hackett mengatakan "menenangkan ketakutan makro" adalah salah satu faktor yang memberikan latar belakang yang lebih baik untuk ekuitas. Tekanan dari penurunan pasar adalah "ingatan yang memudar," katanya.

Data inflasi telah cukup baik untuk memungkinkan The Fed mulai memangkas suku bunga pada bulan September, tetapi tidak memberi mereka alasan untuk memangkas secara agresif," kata Brian Rose di UBS Global Wealth Management. "Keputusan apakah akan memangkas 50 basis poin bukannya 25 basis poin biasanya dapat bergantung pada laporan tenaga kerja Agustus."

Rose juga mencatat bahwa data penjualan ritel hari Kamis (15/08/2024) adalah rilis penting lainnya karena risiko utama bagi skenario dasar soft landing adalah kemunduran dalam belanja konsumen.

Dalam komoditas, minyak kembali menguat dalam perdagangan awal setelah jatuh untuk sesi kedua pada Rabu. Harga emas stabil pada awal Kamis setelah dua penurunan harian untuk diperdagangkan sekitar US$2.447 per ounce - RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

Wednesday, August 14, 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Terkoreksi Usai Sentuh Rekor Penutupan Tertinggi

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Selasa usai menyentuh rekor penutupan tertinggi sehari sebelumnya, seiring rilis data inflasi harga produsen (PPI) Amerika Serikat (AS).

Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) terkoreksi 0,29 persen pada Selasa ke level USD2.465,05 per troy ons. Pada Senin, emas ditutup menguat 1,68 persen ke USD2.472 per troy ons.

Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) semalam melaporkan PPI Juli naik 0,1 persen dari Juni, lebih rendah dari ekspektasi kenaikan 0,2 persen secara bulanan, menurut Marketwatch.

PPI inti, yang tidak termasuk item yang volatile, tidak berubah dari bulan sebelumnya, sementara estimasi konsensus mengharapkan kenaikan 0,2 persen secara bulanan.

Data ini semakin meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga dari level tertinggi dalam 23 tahun pada pertemuan komite (FOMC) September mendatang seiring dengan penurunan inflasi mendekati target 2 persen.

Namun, rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) atau inflasi harga konsumen Juli pada Rabu akan sangat diperhatikan. Indeks tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi berada pada tingkat tahunan sebesar 3 persen.

Pandangan kami adalah bahwa kita mendekati awal siklus pemotongan suku bunga The Fed. Pasar memperkirakan pemotongan sebesar 100 basis poin pada 2024, dimulai pada September,” tulis analis ANZ Bank.

ANZ Bank menilai, pihaknya bagaimanapun mengharapkan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada 2024 dan total 200 basis poin dalam siklus pelonggaran tahun ini.

Pemotongan suku bunga biasanya positif untuk emas karena mengurangi biaya peluang memegang emas,” kata AZ Bank.

Dolar jatuh setelah rilis PPI, dengan indeks dolar ICE terakhir terlihat turun 0,4 poin menjadi 102,74.

Imbal hasil (yield) Treasury juga turun, dengan obligasi bertenor 2 tahun AS terakhir terlihat membayar kupon 3,963 persen, turun 6,5 basis poin, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun turun 4,8 basis poin menjadi 3,86 persen - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing