PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Iran mendorong lonjakan harga minyak dunia. Pada perdagangan minggu malam harga minyak mentah dunia naik lebih dari 2%.
Melansir CNBC, Senin (6/1/2020), kenaikan harga minyak itu menyusul kejadian serangan rudal di Baghdad yang menewaskan komandan pasukan Quds Iran Jenderal Qasem Soleimani. Serangan itu diperintahkan oleh Presiden Donald Trump yang kemudian muncul isu akan terjadinya perang dunia ketiga.
Siaran televisi pemerintah Iran mengatakan bahwa negara itu tidak akan lagi menghormati pembatasan pengayaan uranium yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir tahun 2015.
Benchmark harga minyak mentah Internasional, Brent, naik 2,3% menjadi US$ 70,18 per barel, sementara West Texas Intermediate naik 2,1% menjadi US$ 64,38 per barel.
Pada hari Jumat Brent mencapai level tertinggi sepanjang lebih dari tiga bulan di US$ 69,50 yang kemudian akhirnya menetap di $ 68,60. Sementara itu WTI naik ke sesi tertinggi US$ 64,09 yang merupakan level tertinggi sejak April sebelum menarik kembali untuk menetap di US$ 63,05 dengan kenaikan 3,06%.
Baca juga: Jenderal Iran Dibunuh AS, Harga Minyak Naik ke US$ 68/Barel
Iran telah bersumpah untuk membalas serangan AS itu, dan bentuk pembalasan ini akan menentukan langkah prodiksi minyak selanjutnya, menurut analis Wall Street. Misalnya, jika negara menargetkan produksi di Arab Saudi atau Irak yang merupakan produsen terbesar OPEC harga bisa bergerak lebih tinggi lagi.
Pada hari Jumat, kepala penelitian komoditas global Citi Ed Morse mengatakan bahwa harga minyak mentah akan mencapai US$ 70 per barel dalam waktu singkat, sementara Again Capital's John Kilduff mengatakan bahwa jika produksi Irak tertahan maka harga minyak akan melonjak lebih tinggi.
Irak adalah produsen minyak terbesar kedua OPEC, memompa sekitar 4,6 juta barel per hari.
Pada hari Minggu parlemen Irak mengeluarkan resolusi yang menyerukan pengusiran pasukan asing, yang menimbulkan pertanyaan tentang masa depan misi sekutu yang telah berhasil melawan pastikan ISIS, dalam beberapa tahun terakhir.
Helima Croft, kepala penelitian komoditas global RBC, mencatat bahwa di masa lalu peristiwa geopolitik semacam ini akan menyebabkan lonjakan minyak yang lebih besar.
sumber : finance.detik.com
baca juga :
PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
No comments:
Post a Comment