RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pergerakan saham Telkom sejak awal hingga pertengahan pekan ini terseret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bursa yang melemah karena faktor tekanan ekonomi global.
Pengamat pasar modal dan CEO Teman Trader Luke Syamlan menyatakan, bursa Indonesia masih meradang dipacu berbagai hal seperti kondisi ekonomi global karena isu virus Corona, isu krisis likuditas, terakhir kemarin investor asing cabut dananya di pasar sekitar Rp 1,75 triliun.
Diungkapkannya, selama perdagangan kemarin semua sektor terkoreksi tanpa terkecuali. Saham-saham yang menjadi penggerak IHSG sekitar 90 persen mengalami penurunan, berdasarkan catatan, IHSG mengalami penurunan year to date hingga 12,1 persen dan rata-rata penurunan saham operator telekomunikasi mencapai 21,5 persen. Telkom sendiri tercatat harga sahamnya turun year to date 11,3 persen.
Market hari ini akan cenderung masih dalam tekanan koreksi apalagi belum ada tanda tanda respon pemerintah atasi dampak pelambatan ekonomi atas pandemi COVID19. Berbeda dengan Tiongkok yang merespon dengan inject dana di capital market USD 178 miliar likuiditas untuk jaga market supaya tidak ambrol ketika sesi perdagangan dibuka pasca libur Imlek lalu.
Tekanan aksi jual asing di market yang tidak bertenaga ini membuat lebih dari 300 saham ditutup negatif dan hanya 92 saham yang naik dimana mayoritas adalah saham saham lapis 2 dan 3 yang notabene adalah saham gorengan.
Sementara itu, VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo menyatakan, pekan ini saham-saham operator telekomunikasi memang tengah turun karena kondisi makro ekonomi, tak terkecuali saham Telkom.
Dalam catatan RTI, lima saham berkapitalisasi besar (big cap) paling aktif ditransaksikan saat indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 149,54 poin (2,62 persen) ke level 5.539,38 pada perdagangan sesi pertama. Namun, dalam waktu bersamaan, saham-saham big cap juga melemah - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Pengamat pasar modal dan CEO Teman Trader Luke Syamlan menyatakan, bursa Indonesia masih meradang dipacu berbagai hal seperti kondisi ekonomi global karena isu virus Corona, isu krisis likuditas, terakhir kemarin investor asing cabut dananya di pasar sekitar Rp 1,75 triliun.
Diungkapkannya, selama perdagangan kemarin semua sektor terkoreksi tanpa terkecuali. Saham-saham yang menjadi penggerak IHSG sekitar 90 persen mengalami penurunan, berdasarkan catatan, IHSG mengalami penurunan year to date hingga 12,1 persen dan rata-rata penurunan saham operator telekomunikasi mencapai 21,5 persen. Telkom sendiri tercatat harga sahamnya turun year to date 11,3 persen.
Market hari ini akan cenderung masih dalam tekanan koreksi apalagi belum ada tanda tanda respon pemerintah atasi dampak pelambatan ekonomi atas pandemi COVID19. Berbeda dengan Tiongkok yang merespon dengan inject dana di capital market USD 178 miliar likuiditas untuk jaga market supaya tidak ambrol ketika sesi perdagangan dibuka pasca libur Imlek lalu.
Tekanan aksi jual asing di market yang tidak bertenaga ini membuat lebih dari 300 saham ditutup negatif dan hanya 92 saham yang naik dimana mayoritas adalah saham saham lapis 2 dan 3 yang notabene adalah saham gorengan.
Sementara itu, VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo menyatakan, pekan ini saham-saham operator telekomunikasi memang tengah turun karena kondisi makro ekonomi, tak terkecuali saham Telkom.
Dalam catatan RTI, lima saham berkapitalisasi besar (big cap) paling aktif ditransaksikan saat indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 149,54 poin (2,62 persen) ke level 5.539,38 pada perdagangan sesi pertama. Namun, dalam waktu bersamaan, saham-saham big cap juga melemah - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : liputan6.com
No comments:
Post a Comment