RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas sedikit menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), didorong oleh ekspektasi berlanjutnya sikap dovish - kemungkinan menunda kenaikan suku bunga - Federal Reserve AS, namun rebound dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS meredupkan daya tarik logam mulia dan membatasi kenaikannya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terkerek 3,2 dolar AS atau 0,17 persen menjadi ditutup pada 1.901,20 dolar AS per ounce. Emas menembus pertahanan teknis utama 1.900 dolar AS, dan mencetak penyelesaian pertama di atas angka 1.900 dolar AS sejak awal Januari.
Sehari sebelumnya, Selasa, emas berjangka melonjak 13,50 dolar AS atau 0,72 persen menjadi 1.898 dolar AS, setelah meningkat 7,8 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.884,50 dolar AS pada Senin, dan jatuh 5,2 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.876,70 dolar AS pada Jumat.
Kenaikan imbal hasil (obligasi pemerintah) AS dan penguatan dolar memberi beberapa alasan untuk sebagian investor keluar dari emas, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
"Tapi kami masih akan melihat harga emas terus naik dan level 1.950 dolar AS sepertinya merupakan tujuan jangka pendek," tambah Moya.
Imbal hasil obligasi
pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan berubah lebih tinggi,
meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal
hasil, sementara indeks dolar pulih dari posisi terendah, membuat emas
lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Beberapa pejabat Fed telah menegaskan kembali komitmen mereka terhadap sikap kebijakan yang dovish,
sementara wakil ketua Fed Richard, Clarida pada Selasa
mengatakan mereka dapat mengekang berjangkitnya inflasi jika itu terjadi
tanpa membuat pemulihan keluar jalurnya.
Dengan investor masih
membunyikan alarm atas inflasi, minat institusional dalam kompleks logam
mulia kemungkinan akan terus meningkat setelah arus keluar
berbulan-bulan, memberikan kekuatan yang mengimbangi terhadap
kekhawatiran tapering (pengurangan pembelian obligasi) untuk saat ini," kata TD Securities dalam sebuah catatan.
Emas
sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Pelaku pasar
sekarang fokus pada produk domestik bruto, klaim pengangguran, dan data
belanja konsumen AS minggu ini.
Logam mulia lainnya, perak untuk
pengiriman Juli turun 17,9 sen atau 0,64 persen menjadi ditutup pada
27,877 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 3,3 dolar
AS atau 0,28 persen menjadi ditutup pada 1.200,20 dolar AS per ounce - RIFAN FINANCINDO
Sumber : antaranews.com
No comments:
Post a Comment