RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas turun tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) dan menghapus kenaikan sesi sebelumnya.
Logam mulia anjlok karena ekspektasi kenaikan suku bunga Federal
Reserve lebih agresif setelah data inflasi Juni kian memanas dan
mendorong USD lebih kuat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New
York Exchange, anjlok USD 29,70 atau 1,71 persen menjadi ditutup pada
USD 1.705,80 per ounce, setelah sempat menembus level support USD 1.700
pada terendah sesi di USD 1.695,05 menandai titik terendah sejak 31
Maret 2020.
Harga emas berjangka terangkat USD 10,70 atau 0,62 persen menjadi
USD 1.735,50 pada Rabu, setelah jatuh USD 6,90 atau 0,40 persen
menjadi USD 1.724,80 pada Selasa.
I??ndeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama
saingannya, naik 0,53 persen menjadi 108,5420.
USD juga naik ke level tertinggi terhadap yen Jepang sejak 1998 pada
Kamis, mendekati 140 yen karena bank sentral Jepang menganut
kebijakan moneter longgar.
Namun, data ekonomi yang dirilis pada Kamis mendukung
emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga produsen
AS pada Juni naik 1,1 persen bulan ke bulan dan 11,3 persen tahun ke
tahun, kenaikan terbesar sejak rekor lompatan 11,6 persen pada Maret
2022.
Departemen Tenaga Kerja AS lebih lanjut melaporkan klaim pengangguran
awal AS naik 9.000 menjadi 244 ribu yang disesuaikan secara musiman
untuk pekan yang berakhir 9 Juli, tertinggi sejak pertengahan November
2021.
Palung emas terbaru datang karena pasar penasaran apakah Federal
Reserve akan memilih rekor kenaikan pada keputusan 27 Juli mendatang.
Pasar ingin tahu tentang suku bunga yang akan dinaikkan oleh The Fed
untuk menekan inflasi - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : jpnn.com
No comments:
Post a Comment