Friday, May 31, 2024

Rifan Financindo Berjangka - Kabar Dari Amerika Angkat Harga Emas

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia naik pada perdagangan kemarin. Sentimen dari Amerika Serikat (AS) masih menjadi penggerak utama harga sang logam mulia.

Pada Kamis, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.344,5/troy ons. Naik 0,26% dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 0,53% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga bertambah 0,88%.

Malam tadi waktu Indonesia, US bureau od Economic Analysis merilis data pembacaan kedua pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal I-2024. Hasilnya, ekonomi Negeri Adikuasa tumbuh 1,3% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Lebih rendah dibandingkan pembacaan pertama yang sebesar 1,6%.

Angka itu juga jauh lebih rendah ketimbang kuartal IV-2023 yang tumbuh 3,4%.

Pertumbuhan ekonomi 1,3% sesuai dengan ekspektasi pasar. Ini juga menjadi pertumbuhan terendah sejak kontraksi pada pertengahan 2022.

Ekonomi AS yang melambat diharapkan juga akan mengurangi tekanan inflasi. Dengan demikian, terbuka harapan bank sentral Federal Reserve bisa menurunkan suku bunga acuan tahun ini.

Mengutip CME FedWatch, peluang Federal Funds Rate turun 25 basis poin (bps) ke 5-5,25% dalam rapat September adalah 45,1%. Naik dibandingkan sepekan lalu yang sebesar 42,1%.

Ekspektasi terhadap penurunan suku bunga acuan menjadi sentimen positif bagi emas. Sebab, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih menghuni zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 49,74. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Namun perlu dicatat bahwa indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 12,63. Di bawah 20, yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).

Oleh karena itu, harga emas masih berpeluang naik. Target resisten terdekat ada di US$ 2.356/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.370/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sementara target support terdekat adalah US$ 2.328/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas turun lagi menuju US$ 2.317/troy ons - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

 

Thursday, May 30, 2024

Rifan Financindo - 5 Kabar Pasar Populer, Rekor Tertinggi Dividen RAJA Hingga Emas

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Pergerakan harga emas masih mencuri perhatian pasar. Harganya bahkan telah memasuki fase bullish usai mengalami kenaikan beberapa hari terakhir secara beruntun.

Seputar pergerakan harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga menjadi kabar pasar yang cukup mencuri perhatian.

Berikut 5 kabar pasar terpopuler sepanjang hari perdagangan kemarin, Rabu

PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) akan membagikan dividen sebesar US$10 juta atau setara Rp160,6 miliar (asumsi kurs Rp16.064) dari hasil laba bersih tahun buku 2023.

Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) langsung mengalami Auto Rejection Bawah (ARB) setelah harga saham ambles 1.125 poin atau anjlok 10% ke Rp10.125. Posisi ARB pada  BREN terjadi usai sahamnya kembali  diperdagangkan di sesi I hari ini, Rabu (29/5/2024), pasca  dilakukan penghentian sementara (suspensi) dua hari lalu.

Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) naik pada perdagangan hari ini. Kenaikan yang dipicu oleh dinamika harga emas dunia.

Rupiah semakin tenggelam mendekati Rp16.200/US$ tertekan sentimen global yang memburuk dan kekhawatiran akan lonjakan defisit fiskal APBN akibat tensi geopolitik yang mengerek lonjakan harga minyak dunia.

Harga emas dunia naik pada perdagangan kemarin. Sang logam mulia sah mencatatkan kenaikan harga 3 hari beruntun - RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

Wednesday, May 29, 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Dunia Makin Mahal, Dipatok Segini Sekarang

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Lonjakan harga emas dunia ini dibantu oleh melemahnya kurs dolar Amerika Serikat (AS) karena investor menantikan data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai waktu penurunan suku bunga.

Harga emas naik 0,38% menjadi USD 2.359 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS melompat 0,9% menjadi USD 2.356,5.

Kami tetap optimis terhadap emas. Saya masih berpikir bahwa ambiguitas kebijakan moneter Federal Reserve mungkin akan menghambat kenaikan harga emas dan pergerakannya akan sangat bergantung pada data di masa depan," jelas dia.

Fokus minggu ini adalah pada indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti AS, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis pada hari Jumat.

Risalah pertemuan The Fed yang dirilis pekan lalu menunjukkan bahwa respons kebijakan, untuk saat ini, akan melibatkan suku bunga acuan pada level saat ini.

Penurunan Suku Bunga

Para pedagang memperkirakan kemungkinan 63% penurunan suku bunga The Fed pada bulan November. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

“Harga emas kemungkinan akan tetap didukung oleh permintaan beli saat turun dan diversifikasi bank sentral,” kata Kepala Strategi Pasar Komoditas di Bank of China International Amelia Xiao Fu.

Permintaan emas dari bank sentral global telah meningkat selama dua tahun karena mereka melakukan diversifikasi cadangan mata uang asing.

Sementara itu, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas yang didukung secara fisik mengalami arus keluar bersih sebesar 11,3 metrik ton pada minggu lalu, menurut Dewan Emas Dunia - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : liputan6

 

 

Tuesday, May 28, 2024

PT Rifan Financindo - Harga Emas Pekan Ini Bergantung Ke China

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas mengawali perdagangan pekan ini dengan kembali menguat, cenderung melanjutkan pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Pada perdagangan Senin per pukul 06.34 WIB, harga emas di pasar spot menguat 0,19% di posisi US$ 2.338,16 per troy ons.

Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, harga emas dunia juga ditutup menguat 0,23% di posisi US$ 2.328,37 per troy ons. Sepanjang pekan lalu, harga emas global ambles 3,36% secara point-to-point (ptp).

Lanjut menguatnya harga emas global pada pagi hari ini terjadi karena pasar masih menimbang sikap bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang masih cenderung hawkish, meski diantara para pejabat The Fed juga masih ada perbedaan pendapat.

Sebelumnya, Risalah pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 30 April -1 Mei 2024 yang dirilis pada Rabu malam atau Kamis dini hari waktu Indonesia menunjukkan kekhawatiran dari para pengambil kebijakan tentang kapan saatnya untuk melakukan pelonggaran kebijakan.

Pertemuan tersebut menyusul serangkaian data yang menunjukkan inflasi masih lebih tinggi dari perkiraan para pejabat the Fed sejak awal tahun ini. Sejauh ini, The Fed masih menargetkan inflasi melandai 2%.

"Para pejabat mengamati bahwa meskipun inflasi telah menurun selama setahun terakhir, namun dalam beberapa bulan terakhir masih kurang ada kemajuan menuju target 2%," demikian isi risalah the Fed.

Risalah juga menjelaskan bahwa "Sebagian pejabat menyatakan kesediaan-nya untuk memperketat kebijakan lebih lanjut guna mengatasi risiko inflasi yang masih panas".

Beberapa pejabat The Fed, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell dan Gubernur The Fed Christopher Waller, sejak pertemuan tersebut mengatakan bahwa mereka masih meragukan langkah selanjutnya yang akan diambil adalah kenaikan suku bunga.

FOMC dengan suara bulat memutuskan pada pertemuan tersebut untuk mempertahankan suku bunga acuan pinjaman jangka pendek di kisaran 5,25%-5,5% yang merupakan level tertinggi dalam 23 tahun terakhir.

"Para peserta menilai bahwa mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada pertemuan ini didukung oleh data antar-pertemuan yang menunjukkan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi yang solid," ungkap risalah tersebut.

Akibat itu, kini peluang penurunan suku bunga kian menyusut, melansir perhitungan CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan 59% penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bp) pada September. Peluang ini turun dari sebelumnya yang mencapai 65,7%.

"Ketika pasar mulai lesu, tidak diragukan lagi, Anda akan menemukan mereka yang melewatkan reli akan mengambil apa yang mereka anggap sebagai peluang untuk berpartisipasi," kata analis independen Ross Norman, dikutip dari Kitco.com.

Di lain sisi, permintaan emas yang cenderung tinggi dari bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) membuat harga emas dunia kembali bangkit.

Dikutip dari Kitco.com, China tetap menjadi kendali kuat atas pergerakan harga di pasar emas global, dan data terbaru menunjukkan bahwa hal ini kemungkinan akan terus berlanjut.

Menurut analisis terbaru oleh Jan Nieuwenhuijs dari Gainesville Coins, disebutkan bahwa sejak tahun 2022 bank sentral kebanyakan membeli emas secara terselubung (sering disebut sebagai pembelian "tidak dilaporkan".

"Saat ini, sudah diketahui secara luas bahwa Dewan Emas Dunia (WGC) menerbitkan statistik tunggal mengenai pembelian agregat oleh bank sentral setiap kuartal, yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gabungan laporan otoritas moneter," ujar Nieuwenhuijs.

"Dengan mempertimbangkan pembelian yang tidak dilaporkan, bank sentral China kini memiliki cadangan emas seberat 5.542 ton, menurut penelitian saya," tambah Nieuwenhuijs - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber :  cnbcindonesia

 

 

Monday, May 27, 2024

PT Rifan - Emas Mencoba Bangkit Usai Terluka Dalam

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas dunia naik tipis pada perdagangan pagi ini. Kenaikan yang terjadi usai sang logam mulia jatuh akhir pekan lalu.

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.335,1/troy ons. Naik 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Pada Jumat (24/5/2024), harga emas ditutup di posisi US$ 2.332/troy ons. Anjlok 2,11% dibandingkan sehari sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak 8 Mei.

Dalam seminggu terakhir, harga emas turun 3,76% secara point-to-point, koreksi mingguan terdalam sejak September tahun lalu. Selama sebulan ke belakang, harga hanya naik tipis 0,08%.

Pekan lalu, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa. Namun sejak titik itu, harga turun lebih dari US$ 100.

Sentimen arah kebijakan suku bunga acuan, terutama di Amerika Serikat (AS), mempengaruhi gerak harga emas. Pekan lalu, Bank Sentral AS Federal Reserve merilis notula rapat terbaru.

Dalam rapat teranyar, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,25-5,5%. Ini adalah yang tertinggi dalam 22 tahun terakhir.

‘Suasana kebatinan’ dalam rapat tersebut yang membuat harga emas anjlok. Sejumlah anggota Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) menilai proses penurunan inflasi atau disinflasi masih berjalan lambat.

“Para peserta memandang bahwa inflasi akan kembali ke target 2% dalam jangka menengah. Namun, disinflasi mungkin akan berlangsung lebih lama dari perkiraan semula,” ungkap notula itu.

Bahkan, sejumlah peserta rapat menyatakan masih ada ruang untuk menaikkan suku bunga acuan jika dibutuhkan. “Beberapa peserta menyebut keinginan untuk mengetatkan suku bunga kebijakan lebih lanjut jika risiko inflasi terwujud, sehingga upaya itu menjadi layak (appropriate),” lanjut risalah rapat tersebut.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.

“Harga emas terpangkas karena risalah rapat The Fed mengingatkan kita bahwa penurunan suku bunga masih jauh dari kata segera” tegas Tim Waterer, Chief Market Analyst KCM Trade, seperti diberitakan Bloomberg News.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas sudah berada di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 48,67. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Namun, perlu diperhatikan bahwa indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 7,29. Jauh di bawah 20, yang berarti sangat jenuh beli (oversold).

Dengan begitu, harga emas berpotensi bangkit. Target resisten terdekat ada di US$ 2.343/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.374/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target support terdekat adalah US$ 2.316/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas turun menuju US$ 2.286/troy ons - PT RIFAN

Sumber : bloomberg

 

Friday, May 24, 2024

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Lanjut Turun Menjauhi $2.400 Karena Kegelisahan Suku Bunga

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas mengalami kerugian yang berkepanjangan di perdagangan Asia pada hari Kamis, mundur lebih jauh dari rekor tertinggi karena kekhawatiran baru atas suku bunga yang tinggi dan berkurangnya permintaan safe haven yang memukul logam mulia.

Logam industri juga ikut merugi, dengan harga tembaga turun tajam dari rekor tertinggi di tengah aksi ambil untung dan tekanan dari dolar. Namun harga logam merah ini stabil di perdagangan Asia.

Spot gold Harga tembaga untuk pengiriman Juni turun 0,3 menjadi $2.372,38 per ounce, sementara gold futures yang akan jatuh tempo pada bulan Juni turun 0,8 menjadi $2.375,15 per ounce pada pukul 11.22 WIB. Harga spot saat ini jauh di bawah rekor tertinggi $2.450 per ons yang dicapai pada awal minggu.

Kekhawatiran suku bunga meningkat karena risalah Fed menunjukkan kekhawatiran atas inflasi yang lengket

Harga logam tertekan oleh lonjakan semalam di dollar, yang mencapai level tertinggi satu minggu setelah risalah pertemuan Federal Reserve pada akhir April menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan semakin khawatir akan inflasi yang tinggi.

Beberapa pembuat kebijakan juga terbuka untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menurunkan inflasi, meskipun skenario seperti itu tampaknya tidak mungkin terjadi.

Namun, The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dalam menghadapi inflasi yang tinggi, dengan pidato dari beberapa pembuat kebijakan minggu ini yang menunjukkan bahwa bank memiliki keyakinan terbatas pada inflasi yang mencapai target tahunan 2% dalam waktu dekat.

Suku bunga yang tinggi untuk jangka waktu yang lama merupakan pertanda buruk bagi emas dan logam mulia lainnya, karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk berinvestasi di dalamnya. Gagasan ini telah membuat perjalanan emas menuju rekor tertinggi hanya berlangsung sebentar sepanjang tahun ini.

Kurangnya pemburukan besar dalam ketegangan geopolitik di Timur Tengah, setelah kematian Presiden Iran, juga mengurangi permintaan safe haven untuk emas. 

Para trader emas akan mengamati dengan seksama pembacaan awal Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur dan Jasa AS untuk bulan Mei. Angka yang lebih lemah dapat memicu harapan untuk penurunan suku bunga Fed dan mendukung emas. Selain itu, ketegangan geopolitik, ketidakpastian, dan inflasi yang tinggi dapat mendukung logam mulia dan membatasi penurunan dalam waktu dekat. Selain itu, Indeks Aktivitas Nasional Fed Chicago, Klaim Pengangguran Awal mingguan, Penjualan Rumah Baru, dan Bostic Fed akan menjadi fokus.

Logam mulia lainnya juga turun pada hari Kamis. Platinum futures turun 0,% menjadi $ 1.041,20 per ons, sementara silver futures merosot 2,5% menjadi $ 30,727 per ons - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

 

Wednesday, May 22, 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Turun Usai Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia turun pada perdagangan kemarin. Maklum, sang logam mulia telah menjalani reli panjang yang membawa harga ke titik tertinggi sepanjang masa.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.421,7/troy ons. Turun 0,19% dibandingkan hari sebelumnya.

Koreksi ini terjadi setelah harga emas menanjak hingga membukukan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Ketika reli panjang terjadi, maka koreksi sehat adalah sebuah keniscayaan.

Dalam seminggu terakhir, harga emas masih membukukan kenaikan 2,8% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga naik 3,77%.

Meski turun, tetapi secara umum pelaku pasar menilai emas masih atraktif. “Gambaran umumnya belum berubah sejak Maret. Kondisi makro ekonomi global dan lingkungan geopolitik masih membuat emas sangat menarik,” kata Nikos Kavalis, Direktur Pelaksana Metal Focus, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Perlambatan laju inflasi di Amerika Serikat (AS) mendukung bagi Bank Sentral Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga. Sejumlah pejabat teras The Fed memang menegaskan pemangkasan suku bunga masih terlampau dini, tetapi setidaknya tidak ada kenaikan lagi.

Sementara di China, pemerintahan Presiden Xi Jinping terus berupaya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dengan berbagai stimulus. Tensi geopolitik di Timur Tengah maupun Ukraina juga masih tinggi. Semuanya menjadi faktor pemicu bagi investor untuk terus memburu emas.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih menghuni area bullish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 66,19. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun perlu menjadi perhatian bahwa indikator Stochastic RSI berada di 92,98. Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, sepertinya emas masih akan menjalani fase konsolidasi. Target support terdekat ada di US$ 2.405/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.373/troy ons kemungkinan menjadi target berikutnya.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.428/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik ke arah US$ 2.438/troy ons - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg