PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Nilai tukar rupiah bertambah anjlok di hadapan banyak mata uang dunia. Bahkan, pada Senin, 1 September siang ini, rupiah kembali terdorong hingga ke atas level Rp14.600 per dolar AS dan menjadi mata uang paling lemah di Asia.
Sampai dengan pukul 14.12 WIB, rupiah terkoreksi sedalam -0,30% ke level Rp14.614 per dolar AS . Adapun level rupiah terdalam sejak pagi tadi berada di angka Rp14.632 per dolar AS. Bukan cuma itu, rupiah juga tumbang di hadapan dolar Australia (-0,56%), poundsterling (-0,53%), dan euro (-0,58%).
Pergerakan rupiah juga tertekan oleh mata uang regional lainnya. Berada di level terbawah, rupiah keok atas ringgit (-0,60%), yuan (-0,56%), won (-0,49%), dolar Singapura (-0,46%), yen (-0, 38%), baht (-0,34%), dolar Hong Kong (-0,27%), dan dolar Taiwan (-0,26%).
Asal tahu saja, beberapa saat lalu rupiah mulai melakukan pemberantasan hingga berada di hadapan dolar AS dan segelintir mata uang lainnya. Sayangnya, rupiah kembali ambruk setelah Badan Pusat Statistik ( BPS ) mengumumkan data perekonomian . Selama dua bulan berturut-turut, ekonomi Indonesia mengalami deflasi , yaitu sebesar 0,10% pada Juli 2020 dan 0,05% pada Agustus 2020. Alhasil, fakta bahwa ekonomi RI mengalami resesi semakin besar - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing.com
No comments:
Post a Comment