PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas Senin (Selasa pagi WIB) naik ke level tertinggi dalam dua bulan terakhir,
Harga emas terdongkrak penurunan USD dan kekhawatiran inflasi yang
terus-menerus setelah bank-bank sentral utama mengindikasikan suku bunga
akan tetap rendah dalam waktu dekat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New
York Exchange, terdongkrak USD 11,2 atau 0,62 persen, menjadi ditutup
pada USD 1.828,00 per ounce.
Angka itu adalah nilai tertinggi sejak 7 September dan memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga beruntun, analis senior di Kitco Metals Jim Wyckoff menilai daya tarik emas
meningkat setelah indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata
uang utama lainnya melemah 0,3 persen.
"Bank-bank sentral utama secara keseluruhan masih akomodatif, dan semua
uang tunai dalam sistem sebagian besar berpindah ke pasar emas dan perak
sebagai lindung nilai inflasi, kata dia.
Menurut dia, hal itu disebabkan oleh kecenderung sikap dovish dari
bank-bank sentral pekan lalu.
Pada akhirnya, mendorong emas ke level tertinggi dua bulan, Emas
melonjak 1,3 persen pada Jumat setelah Federal Reserve AS
dan bank sentral Inggris (BoE) menahan setiap kenaikan suku bunga.
Namun, kekhawatiran bahwa bank-bank sentral akan mulai mengetatkan
kebijakan untuk memerangi kenaikan harga-harga membuat investor tetap
waspada terhadap data ekonomi.
Ketatnya pasar tenaga kerja dikombinasikan dengan dislokasi dalam rantai
pasokan global dapat mengakibatkan angka tinggi lainnya untuk harga
konsumen AS.
Data itu bakal dirilis pada Rabu (10/11).
"Data Rabu kemungkinan akan mendukung emas karena inflasi dapat
menunjukkan kenaikan tercepat sejak 1990," kemungkinan memicu minat beli
emas, kata Wakil presiden penelitian komoditas & mata uang di
Religare Broking Sugandha Sachdeva - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : jpnn.com
No comments:
Post a Comment