Thursday, June 27, 2024

Rifan Financindo - Harga Emas Diramal Terbang Karena Perang Dingin China Rusia vs AS

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas masih bergerak bak roller coaster. Harga sang logam mulia naik tipis pada hari ini setelah ambruk kemarin. Namun, harga emas diprediksi akan menguat tajam ke depan sejalan dengan meruncingnya persaingan antara kubu China-Rusia-Iran versus Amerika Serikat (AS) dan aliansinya.

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan kemarin, Selasa harga emas berakhir melemah 0,6% ke angka US$2.319 per troy ons. Pelemahan emas ini berbanding terbalik dengan penguatan sebesar 0,54% pada hari Senin sebelumnya.

Harga emas bergerak liar naik turun secara drastis sejak  Kamis pekan lalu. Pada Kamis pekan lalu harga emas terbang 1,38% kemudian jeblok 1,7% pada Jumat. Pada Senin pekan ini emas menguat tajam 0,54% tetapi jatuh lagi sebesar 0,6% pada perdagangan kemarin.

Sementara hari ini, Rabu pukul 06:32 WIB, harga emas sedikit mengalami apresiasi  tipis sebesar 0,02% ke angka US$2.319,4 per troy ons.

peningkatan 'Perang Dingin 2.0' antara China, Rusia, Iran, dan Korea Utara terhadap Amerika Serikat dan sekutunya adalah salah satu alasan utama mengapa emas kemungkinan akan melampaui kinerja logam lainnya pada paruh kedua tahun 2024. Banyak indikator lain yang juga mendukung pandangan ini, menurut Mike McGlone, Senior Commodity Strategist di Bloomberg Intelligence.

Persahabatan tak terbatas' antara pemimpin Rusia dan China mungkin telah mengubah tatanan global, dengan emas berada di tengah-tengahnya. Kami melihat logam mulia terus menguat di semester II." tutur McGlone.

Seperti diketahui, dalam dua tahun terakhir, hubungan Rusia-AS memburuk karena perang Rusia-Ukraina. AS dan sekutunya di Eropa memberlakukan sejumlah larangan ekspor dan impor dari dan ke Rusia. Akibatnya produk-produk Rusia, termasuk logam, sulit mendapatkan pasarnya. China hadir sebagai pembeli terbesar komoditas Rusia.

Hubungan AS dan Iran juga memburuk dalam setahun terakhir. Dengan meruncingnya beberapa kekuatan dunia maka perang dingin 2.0 antara kubu As dan sekutunya versus China-Rusia-Iran bisa terjadi. Ketegangan politik ini memicu ketidakpastian dan emas akan diuntungkan. Kebijakan bank sentral China yang membeli emas dalam jumlah besar di tengah krisis properti dan perlambatan ekonomi negaranya juga menguntungkan emas.

Harga emas bahkan bisa mendekati US$ 3.000 pada semester II-2024 jika ketegangan geopolitik berlanjut dan bank sentral AS The Federal Resreve (The Fed) memangkas suku bunga. 

McGlone juga menunjukkan korelasi lain yang sangat positif untuk harga emas, meskipun mereka memprediksi kinerja negatif untuk ekonomi secara lebih luas.

Secara keseluruhan, Bloomberg Intelligence memperkirakan paruh kedua tahun ini kondisi emas lebih stabil karena ketidakpastian semakin menurun. Dengan kondisi ini maka harga emas diharapkan akan terus naik.

"Logam mulia berada di puncak skor kinerja tahunan kami dan industri di bagian bawah adalah tren yang mungkin akan mempercepat di semester II," kata McGlone.

"Dolar AS tetap kuat tetapi harga perak, emas, dan tembaga naik. Ini  bisa menjadi tanda kekuatan yang berbeda untuk logam-logam tersebut meskipun kami melihat risiko penormalan yang lebih besar untuk logam dasar. - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia

 

No comments:

Post a Comment