PT RIFAN BANDUNG - Harga emas berjangka semakin mendekati level US$1.800 per troy ounce,
level tertingginya sejak 2011, seiring dengan melonjaknya permintaan
investasi aset aman di tengah kekhawatiran pasar atas meningkatnya
jumlah infeksi Covid-19.
Dalam publikasi riset Universitas Johns
Hopkins, emas batangan menuju kuartal terbaiknya sejak 2016 seiring
dengan jumlah kematian dari pandemi Covid-19 telah mencapai 500.000 jiwa
di seluruh dunia, sedangkan kasus terkonfirmasi sudah melebihi 10 juta
jiwa, meningkatnya angka itu adalah pengingat mengerikan bahwa
pandemi paling mematikan di era modern ini lebih kuat daripada yang
diperkirakan sebelumnya
Senada, Analis Sumber Daya MineLife Pty Gavin Wendt mengatakan bahwa
harga emas mendapatkan manfaat dari meningkatnya kekhawatiran pasar yang
berkembang terkait Covid-19 yang dianggap telah diremehkan oleh banyak
negara.
Emas juga mendapatkan manfaat dari triliunan dolar
stimulus yang akan digelontorkan oleh The Fed dan Pemerintah AS. Selain
itu, proyeksi tingkat suku bunga acuan AS di area negatif juga menjadi
pemicu. Dua sentimen ini akan mendorong emas ke rekor tertinggi.
Untuk diketahui, Ketua
Federal Reserve Jerome Powell dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin
dijadwalkan untuk bersaksi di depan Komite Jasa Keuangan House pada
Selasa. Jika komentar kedua pejabat AS itu bernada dovis,
akan menjadi tenaga tambahan emas untuk reli.
Selain itu, laporan data pekerjaan AS untuk periode Juni pada rilis
Kamis (2/7/2020) juga akan menjadi sentimen penggerak emas pada pekan
ini, pada perdagangan Senin hingga pukul 10.15 WIB harga emas berjangka untuk kontrak
Agustus 2020 di bursa Comex bergerak menguat 0,24 persen ke level
US$1.784,6 per troy ounce.
Pada pertengahan perdagangan, emas
sempat menyentuh level US$1.789 per troy ounce dan terus menguji level
US$1.800 per troy ounce, level yang belum disentuhnya kembali sejak
2011, pada September 2011, emas sempat menyentuh level tertingginya sepanjang sejarah di level US$1.923,7 per troy ounce.
Di
sisi lain dalam perdagangan yang sama, harga emas di pasar spot
bergerak menguat tipis 0,04 persen ke level US$1.772 per troy ounce, harga
emas telah menguat hingga 17 persen sepanjang tahun berjalan 2020
didukung investor yang berbondong-bondong memburu emas karena
ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.
Bahkan, Goldman Sachs memprediksi emas akan mencapai level US$2.000 per troy ounce dalam 12 bulan ke depan, sementara
itu, Tim riset Monex Investindo Futures menilai dalam jangka pendek
harga emas di pasar spot berpeluang menguji level support US$1.768
selama harga tidak mampu menembus level US$1.778 per troy ounce.
Penurunan
lebih lanjut dari level itu berpeluang menekan harga emas menguji level
support selanjutnya di US$1.764 hingga US$1.760 per troy ounce.
Namun,
harga emas berpeluang melanjutkan kenaikan menguji resisten US$1.778
karena dipicu kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Penembusan level itu berpeluang menopang kenaikan harga emas menguji
level resisten di US$1.785 dan US$1.788 per troy ounce - PT RIFAN
Sumber : bisnis.com
No comments:
Post a Comment