RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas
kian mendekati rekor tertinggi yang tercipta pada 2012 lalu setelah
menyentuh US$1.784 per troy ounce. Harga emas tertinggi tercatat pada 14
April 2012 sebesar US$1.790 per troy ounce.
Hingga Selasa pukul 15.19 Waktu New York atau Rabu 02.19 WIB, harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2020
menembus level US$1.784 per troy ounce, naik 1,01 persen dari penutupan
sebelumnya di posisi US$1.766,4.
Sementara
itu, harga emas di pasar spot juga menguat 0,82 persen ke posisi
US$1.768,92 per troy ounce. Harga emas baik berjangka maupun di pasar
spot telah naik lebih dari 13 persen dalam periode tahun berjalan.
Kenaikan harga emas hingga mendekati
rekor tertinggi terjadi sejak dua hari lalu. Ketidakpastian meningkat
menyusul kekhawatiran atas gelombang kedua infeksi virus corona dan
meningkatnya ketidakpastian di Hong Kong setelah China merilis rincian
undang-undang keamanan nasional.
Harga
menguat ketika kasus virus corona di sejumlah negara bagian AS
melonjak, sementara tingkat infeksi di Jerman naik, dan negara bagian
terpadat kedua di Australia, Victoria, memperketat kontrol menyusul
lonjakan kasus.
Sementara
itu, China mengkonfirmasi usulan undang-undang keamanan nasional yang
memungkinkan Beijing untuk mengesampingkan sistem hukum Hong Kong.
Keputusan ini diperkirakan menambah ketegangan antara China dengan AS.
Goldman Sachs Group Inc.
memperkirakan harga emas akan menyentuh US$2.000 per troy ounce.
Sementara itu, JPMorgan Chase & Co. mengimbau investor untuk
mempertahankan kepemilikan emas karena menjadi instrumen paling
berpengaruh pada iklim dengan imbal hasil riil rendah.
Pasar
bersikap optimis akhir-akhir ini, mengabaikan data dan arus berita yang
buruk dan bertaruh pada pemulihan yang kuat, tetapi satu hal yang pasar
tidak dapat abaikan adalah perlambatan ekonomi dan ancaman lockdown kedua, kata ahli strategi riset di Pepperstone Ltd, Sean MacLean.
Fawad
Razaqzada, analis pasar di ThinkMarkets di London mengatakan penguatan
harga emas juga ditopang stimulus yang membanjiri pasar keuangan.
Langkah Bank of England menambah program pembelian obligasi pekan lalu
dan sinyal suku bunga rendah oleh Federal Reserve menjadi pengungkit
kenaikan harga emas.
Peningkatan
jumlah stimulus moneter cenderung mendukung emas tanpa imbal hasil
sebagai lindung nilai terhadap penurunan suku bunga," ujarnya.
Analis
Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan secara teknikal harga emas
masih akan cenderung naik selama harga masih bergerak di atas level
indikator moving average 50-100-200. Jika harga bergerak naik, area 1762 akan menjadi level resisten terdekat, jika
menembus ke atas dari zona tersebut, emas berpotensi memicu kenaikan
lanjutan ke 1.770 sebelum mengincar resisten kuat di 1.785 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : bisnis.com
No comments:
Post a Comment