RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa saham Amerika Serikat
anjlok lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan Rabu, di
tengah kekhawatiran soal lonjakan kasus baru Covid-19 dan bangkitnya
tensi dagang AS-Uni Eropa. indeks S&P 500
berakhir terjerembap 2,59 persen atau 80,96 poin ke level 3.050,33,
mematahkan kenaikan yang mampu dibukukan dua hari perdagangan
berturut-turut sebelumnya.
Sejalan dengan S&P, indeks Dow
Jones Industrial Average jeblok 2,72 persen atau 710,16 poin ke level
25.445,94 dan indeks Nasdaq Composite ditutup merosot 2,19 persen atau
222,20 poin ke posisi 9.909,17.
Seluruh 11 sektor dalam S&P 500 tenggelam setidaknya 0,9 persen,
dengan saham sektor energi, finansial dan industri turun lebih dari 3
persen setelah data menunjukkan Florida dan California mencatat rekor
angka kasus baru Covid-19 secara harian.
Sementara itu, Houston mengatakan tempat tidur di unit perawatan intensifnya mencapai kapasitas 97 persen, saham
perusahaan travel dan lainnya yang telah naik di tengah optimisme
pembukaan kembali (reopening) terpukul ketika New York, New Jersey, dan
Connecticut mengharuskan pendatang dari sejumlah hot spot Covid-19 untuk
melakukan karantina mandiri.
Bahkan indeks Nasdaq Composite yang mampu mencetak rekor baru pada
perdagangan Selasa (24/6/2020) akhirnya tumbang, untuk pertama kalinya
dalam sembilan sesi perdagangan.
“Ketika kita melihat kasus-kasus
ini terus menyebar, kita melihat kontraksi mikro di negara-negara bagian
tersebut,” ujar Presiden dan CEO Creative Planning Peter Mallouk.
“Pasar pada dasarnya melihat ke
depan dan berkata 'Momentumnya tampak kembali dan tidak ada yang
mengindikasi jalan untuk memperlambat momentum itu',” tambahnya.
Sentimen
pasar dengan cepat berubah menjadi lebih negatif karena kekhawatiran
bahwa penyebaran baru Covid-19 dapat memaksa para pembuat kebijakan
untuk memperlambat langkah mereka atau bahkan memutarbalik rencana
reopening ekonomi.
Pada saat yang sama, potensi ketegangan perdagangan muncul kembali antara Uni Eropa dan AS. Gedung Putih tengah mempertimbangkan tarif baru pada ekspor senilai US$3,1 miliar dari Prancis, Jerman, Spanyol, dan Inggris.
Perwakilan
Perdagangan Amerika ingin mengenakan tarif baru pada ekspor Eropa
seperti zaitun, bir, gin, dan truk, sementara meningkatkan bea pada
produk-produk seperti pesawat, keju dan yogurt, menurut pemberitahuan
yang dipublikasikan pada Selasa malam waktu setempat.
Di
sisi lain, Uni Eropa juga memperdebatkan mengenai apakah akan tetap
menutup akses untuk pelancong dari Amerika musim panas ini.
Sementara itu, Dana Moneter Internasional
(IMF) menurunkan prospek untuk ekonomi global, dengan memproyeksikan
resesi yang jauh lebih dalam dan pemulihan yang lebih lambat daripada
yang diantisipasi hanya dua bulan lalu - RIFAN FINANCINDO
Sumber : marketbisnis.com
No comments:
Post a Comment