Wednesday, August 28, 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Bisa Pecah US$3.200 Bila The Fed Pangkas Bunga Banyak

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Para investor dan trader emas di seluruh penjuru dunia sebaiknya bersiap. Ramalan terbaru harga emas dunia menyimpulkan, pemangkasan bunga acuan Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat (AS), dalam jumlah lebih banyak, berpotensi membawa harga emas di pasar global melampaui level US$3.000 per troy ounce.

Perhitungan Bloomberg berdasarkan analisis atas durasi empiris pelonggaran moneter The Fed sejak tahun 2000 silam, memperlihatkan, secara umum harga emas dunia cenderung melesat naik sebesar 6,3% untuk setiap pemangkasan Fed fund rate (FFR) sebanyak 25 bps.

Alhasil, dengan kini ada peluang bagi The Fed menurunkan bunga hingga 225 bps sampai akhir tahun 2025 nanti, ada potensi harga emas dunia akan menyentuh level US$3.229 per troy ounce. Skenario itu mensyaratkan inflasi AS terjaga rendah dan pasar tenaga kerja di negeri itu melemah sehingga memberi ruang bagi The Fed menurunkan bunga acuan cukup banyak. Analisis ini disampaikan oleh Cross-Asset Strategist Bloomberg Ven Ram, yang dilansir pagi ini.

Sebaliknya, bila laju penurunan bunga The Fed pada perjalanannya lebih moderat, harga emas dunia mungkin hanya akan bergerak di bawah titik puncak prediksi itu.

Harga emas sepanjang tahun ini sudah melesat 22%, mencerminkan bahwa pasar saat ini sudah memperhitungkan pemangkasan 88 bps pemangkasan bunga The Fed.

Harga emas juga mencerminkan penurunan tingkat inflasi yang disesuaikan dengan tingkat imbal hasil AS, di mana untuk yield US Treasury 10Y telah turun 90 bps dari puncak kenaikan bunga The Fed yang terjadi pada Oktober lalu.

Harga emas dunia selama ini memang sensitif terhadap pergerakan nilai dolar. Indeks dolar AS tercatat sudah tergerus 5% pada kuartal ini di mana harga pada saat yang sama harga emas melesat hampir 9%.

Pergerakan harga emas membuktikan bahwa konveksitas dalam siklus bunga The Fed saat ini, menurut Ram. Hal itu tecermin dari ketangguhan harga emas mempertahankan nilainya pada 2022 lalu bahkan ketika The Fed menaikkan bunga hingga 425 bps. Sedangkan pada 2023, harga emas mencatat kenaikan 13% ketika The Fed masih mengerek bunga sebanyak 100 bps lagi.

Dengan histori itu, dimulainya siklus pemangkasan bunga The Fed akan membuat lonjakan harga emas semakin tak terbendung. Pada periode krisis 2007-2008 misalnya, harga emas naik 36%.

Begitu juga saat pandemi Covid-19 melanda, harga emas membukukan lonjakan kenaikan nilai sampai 25%. Bedanya dengan saat ini, potensi kenaikan harga emas mungkin akan lebih terkendali karena belum ada tanda-tanda krisis sistemik akan terjadi dalam waktu dekat - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

No comments:

Post a Comment