RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia ambruk menjelang simposium bank sentral Amerika Serikat A(S) The Federal Reserve (The Fed) yang akan diselenggarakan hari ini waktu AS.
Melansir data Refinitiv, pada perdagangan kemarin,
Kamis harga emas ambruk 1,14% ke angka US$2.483,29 per troy
ons. Pelemahan ini membuat emas mencetak tiga catatan sekaligus.
Pertama,
harga penutupan kemarin merupakan yang terendah sejak 15 Agustus 2024
atau lima hari terakhir. Kedua, pelemahan sebesar 1,14% adalah yang
terdalam sejak 5 Agustus 2024 atau 15 hari terakhir.
Ketiga, pelemahan menyeret emas ke bawah level US$ 2.500 untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir.
Harga emas sedikit merangkak naik pada hari ini, Jumat (23/8/2024) di mana pada pukul 06:08 WIB, harga emas berbalik menguat tipis 0,08% ke angka US$2.485,3 per troy ons.
Ambruknya harga emas dipicu oleh kembali menguatnya dolar AS dan imbal hasil US Treasury. Indeks dolar menguat ke 101,508 pada perdagangan kemarin, menguat dibandingkan 101,039.
Imbal hasil US Treasury meningkat menjadi 3,86% dari 3,78%. Menguatnya dolar AS membuat konversi pembelian emas makin mahal sehingga membuat permintaan menurun. Sementara itu, emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga emas tidak menarik.
Kami melihat peningkatan pada imbal hasil dan peningkatan pada indeks dolar... Emas telah melonjak luar biasa tiga sesi lalu. Emas mencatatkan rekor tertinggi baru sepanjang masa pekan lalu, jadi wajar bagi para trader untuk mengambil keuntungan dari pergerakan ini," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, kepada Reuters.
Fokus pasar sekarang beralih ke pidato Chairman The Fed Jerome Powell padaJumat di Simposium Ekonomi Jackson Hole. Pada Rabu, risalah dari pertemuan The Fed pada 30-31 Juli menunjukkan bahwa para pejabat sangat condong mendukung pemangkasan suku bunga bulan depan.
Jika Ketua Powell dapat menyampaikan keyakinan lebih besar untuk pemangkasan suku bunga September, sinyal dovish tersebut harus memicu lonjakan lain untuk emas," kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity Group, kepada Reuters.
Tahun-tahun sebelumnya, pejabat bank sentral sering membuat pernyataan yang memengaruhi pasar di pertemuan ini. Ketua Fed, Jerome Powell dijadwalkan untuk berbicara di simposium dan mungkin memberikan petunjuk mengenai ukuran pemotongan suku bunga AS yang diharapkan pada September 2024.
Untuk diketahui, berdasarkan survei CME FedWatch Tool, menunjukkan bahwa sekitar 75% pelaku pasar berekspektasi The Fed akan pangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan depan. Sedangkan sisanya yakni 25% memperkirakan terjadi penurunan suku bunga lebih dalam yaitu 50 bps.
Sebagai catatan, Simposium Jackson Hole ke-47 tahun ini mengusung tema ""Reassessing the Effectiveness and Transmission of Monetary Policy."Dalam simposium tersebut, para peserta yang hadir akan membahas isu-isu perekonomian dunia saat ini.
Acara ini menarik perhatian investor karena The Fed biasanya akan menyampaikan pidato formal dan wawancara yang dapat memberikan dampak yang cukup berat bagi pasar ke depan - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : cnbcindonesia
No comments:
Post a Comment