PT RIFAN BANDUNG - Bitcoin berhasil torehkan kinerja tertinggi dibandingkan instrumen
investasi lain hingga April 2021. Namun, pandemi Covid-19 yang belum
berakhir, bahkan semakin bertambah jumlah kasus positif di beberapa
negara, membuat investasi safe haven seperti emas kembali diburu dan harganya naik dalam sebulan terakhir.
Tercatat, harga bitcoin naik sekitar 95,94% secara year to date
(ytd) hingga April. Kinerja tersebut jauh mengalahkan kinerja instrumen
jenis lain di periode yang sama. Sebagai perbandingan, Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG)
hanya naik 0,28% ytd. Sedangkan investasi emas batangan justru merugi
13,78% mengacu pada harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Investasi di obligasi negara juga merugi 0,54% ytd, mengacu pada
pergerakan indeks INDOBeX Government Total Return. Namun, investasi di
obligasi korporasi masih memberi cuan 2,99% mengacu pada pergerakan
indeks INDOBeX Corporate Total Return.
Chief Executive Officer
Triv.id, Gabriel Rey mengatakan salah satu faktor yang membuat harga
Bitcoin naik signifikan adalah rendahnya tingkat suku bunga Bank
Indonesia serta penggelontoran stimulus.
Kondisi tersebut membuat likuiditas pasar bertebaran hingga akhirnya
masuk pada instrumen investasi yang mampu memberikan imbal hasil tinggi
dibanding suku bunga deposito maupun yield US Treasury.
"Begitu likuiditas uang di pasar sangat berlimpah, investor cenderung akan mencari risk appetite yang lebih tinggi, yaitu Bitcoin atau aset kripto lain," kata Gabriel, Jumat (29/4).
Selama
The Fed selalu mengumumkan bahwa mereka akan mempertahankan kebijakan
suku bunga rendah hingga 2022, Gabriel optimistis likuiditas pasar akan
tetap melimbah dan harga bitcoin masih akan mengalami kenaikan yang
signifikan.
Sentimen lain yang mendukung kenaikan harga bitcoin
maupun aset kripto lain juga datang dari proses pembentukan reksadana
bitcoin oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange
Commission/SEC) Amerika Serikat. Perusahaan keuangan yang maju untuk
membuat aplikasi Exchange Traded Fund (ETF) bitcoin ini adalah Fidelity
Investment asal AS.
"Fidelity bukan perusahaan keuangan biasa
dan memiliki kekuatan lobby yang kuat untuk merealisasikan ETF bitcoin
ini," kata Gabriel.
Jika rencana ETF bitcoin disetujui Gabriel
mengatakan aliran dana masuk ke aset kripto ini akan deras baik dari
investor institusi maupun ritel. "Investor ritel tidak perlu repot lagi
memikirkan hal teknikal dan bisa mendapat eksposure ke bitcoin," kata
Gabriel.
Harga bitcoin, Gabriel proyeksikan mampu tembus ke US$ 100 per btc
jika rencana pembentukan ETF bitcoin disetujui di tahun ini. "Presentase
kemungkinan ETF bitcoin disetujui oleh SEC sangat tinggi di tahun ini,"
kata Gabriel.
Namun, di satu sisi pandemi yang tidak kunjung
usai bahkan terus bertambah jumlah kasus positifnya membuat kinerja emas
jadi yang paling unggul di antara instrumen jenis lain selama April.
harga emas spot tercatat naik 3,81% secara bulanan ke US$ 1.772 per ons troi. Sementara, harga emas Antam naik 0,09%.
Sebaliknya,
harga bitcoin justru menurun 3,64%. Sedangkan, kinerja pasar saham,
obligasi, dan valuta asing kompak berada di bawah angka kinerja harga
emas.
Faisyal Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan pelaku pasar kini kembali memburu aset safe haven seperti emas karena khawatir pandemi yang kini semakin meluas memperburuk pemulihan ekonomi global.
Selain
itu, harga emas terangkat naik setelah dollar AS cenderung bergerak
melemah akibat Jerome Powell Gubernur The Fed mengatakan akan
mempertahankan kebijakan akomodatif.
Namun, kenaikan harga emas
saat ini Faisyal proyeksikan akan terjadi sementara. Hingga akhir
tahun, Faiyal memperkirakan harga emas cenderung melemah karena data
ekonomi AS yang dirilis lebih baik dari perkiraan pasar. Vaksinasi yang
berjalan lancar di Eropa juga memunculkan optimisme pada perbaikan
ekonomi global. Faisyal memproyeksikan jika ekonomi global membaik di
semester II 2021, maka investor akan kembali beralih ke aset berisiko.
Tidak jauh berbeda, pergerakan harga emas Antam di semester II-2021
akan bergantung juga pada pemulihan ekonomi global dan harga akan
cenderung menurun. Apalagi, jika dollar AS menguat setelah data
ekonominya membaik.
Faisyal memproyeksikan harga emas spot akhir
tahun berada di rentang US$ 1.500 per ons troi-US$ 1.600 per ons troi.
Sementara, harga emas Antam berpotensi menurun ke Rp 850.000 per gram-Rp
950.000 per gram.
Sementara di pasar valuta asing,
poundsterling memimpin kinerja tertinggi bila dibandingkan dengan
kinerja valuta asing lainnya. Secara ytd pasangan mata uang GBP/IDR
menguat 4,91%.
Faisyal mengatakan poundsterling menguat karena masalah Brexit sudah
selesai. Selain itu, muncul spekulasi yang lebih optimis terhadap
poundtserling setelah Inggris menjadi negara yang pertama kali
melonggarkan kebijakan lockdown dan melakukan vaksin secara agresif.
Namun,
hingga akhir tahun, Faisal menilai mengoleksi dollar AS sebagai
investasi jadi yang paling menarik. Penyebabnya, poundsterling tidak
lagi menarik karena pasca lebih dari 100 hari sudah Inggris dan Uni
Eropa bercerai, nyatanya kesepakatan perdagangan Brexit membuat banyak
eskportir Inggris merugi.
fundamental dollar AS lebih kuat. Fokus pelaku pasar saat ini tertuju
pada prospek ekonomi AS yang signifikan meskipun persoalan geopolitik
masih menyelimuti. "Bahkan Powell mengatakan ekonomi AS memang sudah
membaik meskipun suku bunga masih rendah," kata Faisyal. Terlebih
ekonomi AS juga masih akan tersokong dari rancangan stimulus baru AS
yang senilai US$ 1,8 triliun.
USD/IDR berpotensi bergerak di Rp 14.500-14.600 di akhir tahun ini.
Head of Research & Consulting Service
Infovesta Utama, Edbert Suryajaya, mengatakan, pasar saham dan obligasi
kinerjanya tertinggal dari instrumen investasi lain karena mendapat
beragam sentimen negatif.
Pertama, kekhawatiran kenaikan suku
bunga The Fed karena perbaikan ekonomi AS yang cepat. Selain itu,
pandemi yang belum kunjung usai juga menambah kekhawatiran kinerja pasar
saham dan obligasi.
Edbert memproyeksikan pergerakan pasar
saham masih akan fluktuatif hingga semester II-2021. Di akhir tahun,
Edbert memproyeksikan kinerja IHSG tetap berpotensi tumbuh ke level
6.500-6.600.
Sementara, Edbert memproyeksikan kinerja pasar
obligasi masih akan naik meski terbatas. Kenaikan kinerja terbatas
karena ekspektasi penurunan suku bunga saat ini juga terbatas - PT RIFAN
Sumber : kontan.co.id