Monday, July 15, 2024

PT Rifan - Obligasi Berjangka AS Turun, Dolar Menguat Di Tengah Ketidakpastian Pemilu

PT RIFAN BANDUNG - Di pasar keuangan hari ini, obligasi berjangka AS mengalami penurunan sementara dolar menguat, mencerminkan reaksi investor terhadap serangan baru-baru ini terhadap kandidat presiden AS Donald Trump. Para pelaku pasar mempertimbangkan kemungkinan kemenangan Trump pada pemilu mendatang yang lebih besar, yang telah menimbulkan ketidakpastian politik yang baru.

Kondisi perdagangan lebih sepi dari biasanya karena hari libur di Jepang, mengakibatkan aktivitas pasar yang terbatas di awal perdagangan. Dolar mengalami sedikit kenaikan, dan Treasury berjangka turun. Para investor sebelumnya telah menanggapi prospek kepresidenan Trump dengan menaikkan imbal hasil Treasury, mengantisipasi bahwa kebijakan ekonominya dapat berkontribusi pada inflasi yang lebih tinggi dan peningkatan utang.

Tarif impor yang diusulkan oleh Trump diperkirakan akan menyebabkan harga-harga yang lebih tinggi dan dapat mengurangi daya beli konsumen. Selain itu, pembatasan imigrasi yang diusulkan oleh Trump dapat memperketat pasar tenaga kerja dan memberikan tekanan ke atas pada upah.

Rong Ren Goh, seorang manajer portofolio di Eastspring Investments di Singapura, mencatat bahwa pasar cenderung bereaksi terhadap kemungkinan kepresidenan Trump dengan dolar AS yang lebih kuat dan kurva obligasi AS yang lebih curam. Pola ini mungkin akan terlihat di minggu depan jika peluang pemilihan Trump dianggap telah membaik setelah insiden tersebut.

Platform taruhan online PredictIT menunjukkan peluang kemenangan Partai Republik sebesar 66 sen, naik dari 60 sen pada hari Jumat, sementara peluang untuk Partai Demokrat mencapai 38 sen, menunjukkan bahwa Partai Republik saat ini dipandang dua kali lebih mungkin untuk memenangkan pemilu dibandingkan Partai Demokrat.

Dolar naik 0,3% terhadap yen Jepang, diperdagangkan pada 158,15, meskipun tetap di bawah puncak baru-baru ini di 161,96, yang mungkin dipengaruhi oleh dugaan intervensi. Euro turun ke $1,0883, dan indeks dolar naik tipis ke 104,20.

Futures untuk Treasury 10 tahun turun 13 tick, dengan obligasi tunai tetap tidak diperdagangkan karena hari libur Jepang. Indeks berjangka S&P 500 dan indeks berjangka Nasdaq menunjukkan sedikit perubahan. Meskipun Nikkei Jepang ditutup, kontrak berjangka diperdagangkan pada 41.300, sedikit di atas penutupan tunai terakhir di 41.190.

Minggu ini akan dipenuhi dengan data, dimulai dengan angka-angka PDB RRT untuk kuartal kedua, yang diperkirakan akan menunjukkan sedikit perlambatan pertumbuhan tahunan menjadi 5,1%. Penjualan ritel dan produksi industri untuk bulan Juni dari RRT juga diantisipasi, bertepatan dengan pertemuan politik krusial negara ini pada tanggal 15-18 Juli.

Di Amerika Serikat, rilis data akan mencakup penjualan ritel, produksi industri, pembangunan rumah baru, dan klaim pengangguran mingguan. Ketua Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan berbicara hari ini dan mungkin akan membahas angka inflasi minggu lalu yang lebih rendah dari perkiraan. Ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga Fed di bulan September telah meningkat menjadi 94% dari 72% seminggu yang lalu.

Bank Sentral Eropa akan bertemu pada hari Kamis dan secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di 3,75%, dengan pemotongan lain diantisipasi pada bulan September.

Laporan keuangan perusahaan minggu ini akan menampilkan perusahaan-perusahaan besar seperti Goldman Sachs, BlackRock (NYSE: BLK), Bank of America, Morgan Stanley, Netflix (NASDAQ: NFLX), dan Taiwan Semiconductor Manufacturing.

Pada komoditas, emas mempertahankan posisinya di $2.408 per ons, mendekati level tertinggi minggu lalu di $2.424. Harga minyak mengalami sedikit kenaikan, dengan minyak mentah Brent naik 28 sen menjadi $85,31 per barel dan minyak mentah AS naik 31 sen menjadi $82,52 per barel, menyusul penurunan pada hari Jumat karena kemajuan dalam gencatan senjata antara Israel dan Hamas - PT RIFAN

Sumber : investing

 

Friday, July 12, 2024

Rifan Financindo Berjangka - Ramalan Harga Emas Hari Ini: Sudah Overbought, Hati Hati Koreksi

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia turun pada perdagangan jelang siang hari ini. Ke depan, seperti apa prospek harga sang logam mulia?

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.405,15/troy ons. Turun 0,28% dibandingkan hari sebelumnya.

Koreksi ini terjadi setelah harga emas melonjak. Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.413/troy ons. Melonjak 1,7% dan menjadi yang tertinggi sejak 21 Mei.

Harga emas pun tidak jauh dari level tertinggi sepanjang masa. Pada 20 Mei, harga emas menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah di US$ 2.326,2/troy ons.

Bagaimana ramalan harga emas? Apakah bisa bangkit atau malah makin terjepit?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 61,95. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun, perlu diperhatikan bahwa indikator Stochastic RSI sudah berada di 93,08. Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).

Harga emas sudah menyentuh level US$ 2.405/troy ons, yang kebetulan merupakan pivot point. Dari sini, memang ada risiko harga akan turun.

Target support terdekat ada di US$ 2.389/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.368/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Apabila masih kuat naik, maka US$ 2.420/troy ons berpotensi menjadi resisten terdekat. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.425/troy ons - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

 
Sumber : bloomberg

 

Thursday, July 11, 2024

Rifan Financindo - Bullish, Emas Di Ambang Kenaikan 3 Hari Beruntun

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia naik tipis pada perdagangan pagi ini. Jika berhasil finis di jalur hijau, maka sang logam mulia akan membukukan kenaikan selama 3 hari beruntun.

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.374,88/troy ons. Naik 0,09% dibandingkan hari sebelumnya.

Kemarin, harga emas ditutup naik 0,33% ke US$ 2.372,8/troy ons. Ini membuat harga emas naik 2 hari beruntun. Jadi kalau hari naik lagi, maka akan menjadi hari yang ketiga.

Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 0,76% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga bertambah 2,34%.

Harga emas naik di tengah ekspektasi akan perlambatan laju inflasi di Amerika Serikat (AS). Data inflasi akan dirilis malam ini waktu Indonesia.

Pasar memperkirakan inflasi inti Negeri Paman Sam pada Juni sebesar 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month). Sama dengan realisasi Mei, dan akan menjadi yang terendah sejak Agustus.

Sementara inflasi inti secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni diperkirakan sebesar 3,4%. Ini menjadi yang terendah dalam lebih dari 3 tahun terakhir.

Inflasi yang kian ‘jinak’ menebalkan keyakinan bahwa bank sentral Federal Reserve punya ruang untuk menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Mengutip CME FedWatch, kemungkinan pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 71,1%

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 56,69. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Adapun indikator Stochastic RSI berada di 72,97. Menghuni area beli (long) dan cukup kuat.

Saat ini harga emas berada di level US$ 2.374/troy ons, yang kebetulan merupakan pivot point. Oleh karena itu, investor patut waspada akan terjadinya pembalikan.

Target support terdekat ada di US$ 2.372/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.354/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.383/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.397/troy ons - RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

 

Wednesday, July 10, 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - ETF Emas Mencatatkan Arus Masuk Di Bulan Juni, WGC Melaporkan

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pada bulan Juni, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas secara fisik (ETF) global mengalami arus masuk selama dua bulan berturut-turut, terutama karena peningkatan kepemilikan oleh dana yang terdaftar di Eropa dan Asia, menurut World Gold Council (WGC). Tren ini merupakan perubahan yang penting setelah tiga tahun mengalami arus keluar yang konsisten, sebagian karena suku bunga global yang tinggi.

Permintaan investasi untuk emas, yang sering dilihat sebagai aset safe haven, telah signifikan, dengan logam mulia ini mencapai harga tertinggi sepanjang masa di $2.449,89 per ons pada 20 Mei, di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi.

Arus masuk ke dalam ETF emas mencapai 17,5 metrik ton, setara dengan $1,4 miliar, di bulan Juni. Perkembangan ini telah menjadi sedikit penyangga terhadap kerugian yang terjadi pada paruh pertama tahun 2024, dengan WGC mencatat bahwa arus masuk hanya sedikit membatasi kemunduran ini.

Terlepas dari peningkatan minat investor baru-baru ini, total aset yang dikelola untuk ETF emas mencapai $233,3 miliar, dengan kepemilikan kolektif sebesar 3.105,5 ton, yang mendekati level terendah sejak tahun 2020.

Untuk periode Januari-Juni 2024, WGC melaporkan bahwa arus keluar mencapai $6,7 miliar, atau 120 ton, menandai kerugian terbesar untuk paruh pertama tahun ini sejak 2013. Arus keluar sebagian besar dipimpin oleh dana di Eropa dan Amerika Utara, sementara Asia menjadi satu-satunya wilayah dengan arus masuk bersih selama jangka waktu yang sama - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

Tuesday, July 9, 2024

PT Rifan Financindo - Emas Dihantam Profit Taking

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia ambruk pada perdagangan kemarin. Sepertinya pelaku pasar mengambil posisi profit taking setelah harga sang logam mulia sempat mengalami reli.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.360,6/troy ons. Anjlok 1,26% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu dan menjadi koreksi harian terdalam sejak 21 Juni.

Aksi ambil untung alias profit taking rasanya sangat kental mempengaruhi kejatuhan harga emas. Maklum, harga aset ini mengalami reli sekitar 2 pekan terakhir.

Sepertinya aksi profit taking besar-besaran sedang terjadi. Pasar saham juga sedang kuat, sehingga mempengaruhi harga emas,” kata Bob Haberkorn, Senior Market Strategist di RJO Futures, seperti diberitakan Bloomberg News. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks saham di New York ditutup di zona hijau. Indeks Nasdaq Composite bahkan menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa.

Ini menandakan investor sedang memiliki minat yang tinggi terhadap aset berisiko. Alhasil, aset aman (safe haven) seperti emas menjadi kurang seksi.

“Namun, saya meyakini harga emas bisa lebih tinggi lagi dengan ekspektasi The Fed (Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat/AS) akan menurunkan suku bunga,” lanjut Haberkorn.

Mengutip CME FedWatch, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan sejawat diperkirakan menurunkan Federal Funds Rate pada September dengan peluang 69,7%. Suku bunga acuan diperkirakan turun lagi pada Desember, dengan kemungkinan 47,1%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih berada di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,1. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sedangkan indikator Stochastic RSI tercatat 58,17. Masih menghuni zona beli (long).

Dalam waktu dekat, sepertinya harga emas masih akan bergerak sideways. Ada peluang naik menuju titik resisten terdekat di US$ 2.370/troy ons. Namun kemungkinan titik ini akan menjadi pembalikan.

Sebab kemudian rasanya harga emas akan bergerak turun dengan US$ 2.346/troy ons sebagai target support. Jika tertembus, maka US$ 2.336/troy ons bisa menjadi target selanjutnya - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

 

Monday, July 8, 2024

PT Rifan - Investor Cairkan Cuan, Harga Emas Hari Ini Turun

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Koreksi yang terjadi setelah harga melesat akhir pekan lalu.

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.385,3/troy ons. Turun 0,23% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sepertinya investor melakukan profit taking setelah harga sang logam mulia melesat. Pada Jumat, harga melonjak 1,44% ke US$ 2.390,8/troy ons, tertinggi sejak 21 Mei.

Sepanjang pekan lalu, harga emas membukukan kenaikan 2,51% secara point-to-point. Jadi tidak heran investor tergoda untuk mencairkan cuan.

Lonjakan harga emas dipicu oleh perkembangan di Amerika Serikat (AS). Akhir pekan lalu, US Bureau of Labor Statistics melaporkan data ketenagakerjaan periode Juni.

Bulan lalu, perekonomian Negeri Adidaya menciptakan 206.000 lapangan kerja  non-pertanian (non-farm payroll). Memang lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan di 190.000, tetapi lebih rendah ketimbang Mei yang direvisi dari 272.000 menjadi 218.000.

Angka non-farm payroll April juga direvisi ke bawah dari 165.000 menjadi 108.000. Sementara tingkat pengangguran Juni tercatat 4,1%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4%, 

Perkembangan ini menunjukkan bahwa perekonomian Negeri Adikuasa mulai ‘mendingin’ akibat kebijakan moneter ketat, di mana suku bunga acuan saat ini berada di level tertinggi dalam 22 tahun terakhir. Artinya, mungkin AS sudah butuh pelonggaran moneter untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya resesi.

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September kini mencapai 72,5%. Naik dibandingkan kemarin yang sebesar 72,2%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas mantap menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,14. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun, perlu diperhatikan indikator Stochastic RSI sudah berada di 92,69. Sudah di atas 80. yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, harga emas sepertinya akan mengalami koreksi. Harga sudah menembus pivot point di US$ 2.387/troy ons. Oleh karena itu, sepertinya target support US$ 2.378-2.375/toy ons sudah terkonfirmasi.

Apabila masih kuat menanjak, maka US$ 2.388/troy ons berpotensi menjadi target resisten terdekat. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik lagi ke rentang US$ 2.392-2.394/troy ons - PT RIFAN

Sumber : bloomberg

 

Friday, July 5, 2024

Rifan Financindo Berjangka - Futures Emas Lebih Tinggi Pada Masa Dagang Eropa

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Futures emas lebih tinggi pada masa dagang Eropa pada Kamis.

Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Agustus diperdagangkan pada USD2,00 per troy ons pada waktu penulisan, meningkat 0,17%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi tinggi USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD2.327,40 dan resistance pada USD2.374,50.

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 0,19% dan diperdagangkan pada USD104,88.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan September jatuh 0,91% dan diperdagangkan pada USD30,56 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan September naik 0,62% dan diperdagangkan pada USD4,56 per pon - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing